Satgas Polri Temukan Cacat Mutu di Beras Premium, Ini Reaksi Wilmar Group

Dugaan cacat mutu memicu koreksi manajemen anak usaha Wilmar. Beras premium harus kembali pada standar, dan ini upaya kolektif lintas pemangku kepentingan.

- Pewarta

Rabu, 6 Agustus 2025 - 15:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Satgas Pangan Polri saat melakukan pemeriksaan langsung di pabrik PT PIM, Banten. (Dok. tribratanews.polri.go.id)

Satgas Pangan Polri saat melakukan pemeriksaan langsung di pabrik PT PIM, Banten. (Dok. tribratanews.polri.go.id)

DI BALIK  kilauan merek beras premium seperti Sania, Fortune, Sovia, dan Siip, tersimpan proses produksi yang kompleks dan modern.

Pabrik PT Padi Indonesia Maju (PIM) di Serang, Banten, mengoperasikan lebih dari 30 unit mesin untuk menghasilkan 300 ton beras setiap harinya.

Namun, rekonstruksi lapangan yang dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menemukan ada yang tak beres.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meski prosesnya panjang dan mekanis, hasil akhirnya belum sepenuhnya memenuhi standar mutu nasional.

“Kami lihat di akhir masih ada pecahan menir tadi,” ujar Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Helfi Assegaf di lokasi pabrik PT PIM, Rabu (6/8/2025).

Menir atau pecahan beras, seharusnya tersaring di tahap akhir produksi, namun ternyata masih bercampur dalam produk yang sudah dikemas sebagai beras premium.

Lemahnya Pengawasan Kualitas Jadi Sorotan Serius

Masalah tak berhenti di soal teknis. Evaluasi Satgas Pangan Polri juga menyoroti lemahnya sistem quality control (QC) di internal perusahaan.

Idealnya, pengawasan mutu dilakukan setiap dua jam sekali selama proses produksi. Namun di PT PIM, QC hanya dilakukan satu hingga dua kali dalam sehari.

“Standar operasional prosedur tidak dilaksanakan dengan disiplin,” tegas Brigjen Helfi.

Hal ini diperparah dengan fakta bahwa perusahaan hanya memiliki satu petugas QC bersertifikasi, sebagaimana dilaporkan dalam berita terpisah Antara.

Minimnya sumber daya manusia bersertifikat di posisi strategis seperti QC memicu produk yang tidak sesuai standar SNI 6128:2020 beredar di pasaran.

Ironis, mengingat produk tersebut mengusung label “premium” yang semestinya menjanjikan mutu terbaik.

Tiga Pejabat PT PIM Jadi Tersangka, Tapi Peluang Perbaikan Masih Terbuka

Langkah hukum diambil sebagai bentuk tegas pengawasan industri pangan nasional. Tiga petinggi PT PIM telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Satgas Pangan Polri.

Mereka adalah S selaku Presiden Direktur, AI sebagai Kepala Pabrik, dan DO sebagai Kepala QC.

Ketiganya dijerat atas dugaan memperdagangkan beras yang tidak sesuai dengan SNI Beras Premium dan ketentuan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2023.

Meski begitu, langkah ini tak hanya ditujukan untuk menghukum. Menurut Brigjen Helfi, temuan ini diharapkan menjadi pemicu evaluasi menyeluruh bagi pelaku industri pangan.

“Kami berharap supaya apa yang menjadi temuan tadi segera diperbaiki,” ujarnya.

Ia juga mengajak manajemen untuk membahas perbaikan menyeluruh guna menjaga kepercayaan publik.

Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mengedepankan pendekatan korektif dalam perlindungan konsumen.

Wilmar Group Diminta Evaluasi Tata Kelola Anak Perusahaan

Sebagai induk dari PT PIM, Wilmar Group tak lepas dari sorotan publik. Sebagai salah satu konglomerasi besar di sektor pangan, pengawasan terhadap anak perusahaannya menjadi kunci dalam menjaga standar mutu nasional.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, mengatakan bahwa tanggung jawab korporasi tak berhenti di tingkat operasional saja.

“Manajemen grup harus aktif mengevaluasi kualitas dan kepatuhan setiap lini bisnis mereka terhadap regulasi,” ujarnya.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bahwa penguatan tata kelola di sektor hulu dan hilir industri pangan harus berjalan seiring.

Dengan sistem kontrol internal yang kuat, potensi kegagalan mutu dapat ditekan sejak awal proses produksi.

Pemerintah dan Publik Sama-Sama Bergerak untuk Pengawasan Lebih Ketat

Satgas Pangan Polri saat ini tengah mengintensifkan pengawasan di lebih dari 63.000 pasar di seluruh Indonesia.

Langkah ini bagian dari upaya sistematis untuk mencegah peredaran beras yang tidak sesuai standar.

“Pengawasan kami akan terus dilakukan untuk memastikan kualitas beras yang beredar sesuai ketentuan,” kata Brigjen Helfi.

Sementara itu, masyarakat juga mulai lebih sadar untuk mengecek label SNI dan komposisi produk sebelum membeli.

Pemerintah pun mendorong keterlibatan konsumen dalam pengawasan mutu dengan membuka kanal aduan berbasis digital.

Langkah positif lainnya datang dari Badan Pangan Nasional yang kini mengintensifkan sosialisasi regulasi SNI dan memperkuat kerja sama dengan Kementerian Pertanian serta Badan Standardisasi Nasional.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyebut pentingnya sinergi lintas sektor.

“Pengawasan mutu dan labelisasi beras harus dilakukan dari hulu ke hilir agar integritas pangan nasional terjaga,” ujar Arief.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infoemiten.com dan Panganpost.com.

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Infoseru.com dan Poinnews.com.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Jatengraya.com dan Hallobandung.com.

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

Berita Terkait

PWI Pusat Aksi Donasi Kemanusiaan untuk Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh
Jaga Harga, Bulog Gandeng Pemda Perketat Distribusi Beras SPHP di Daerah
Prabowo: Tidak Ada Ruang untuk Pengusaha Curang di Ekonomi Rakyat
Akhmad Munir Usung PWI Bersatu dan Berdaya Saing di Era Digital
Sinarmas Sekuritas dan Valbury Terseret Skema Korupsi Dana Pensiun Taspen
KPK Cegat Skandal Energi: PPT ET Jadi Arena Korupsi Modal Patungan
Harta Prabowo Bikin Heboh, Ini Rinciannya
WNI Kini Lebih Mudah Dapat Visa Schengen Multi-Entry Mulai Kunjungan Kedua

Berita Terkait

Kamis, 11 Desember 2025 - 08:10 WIB

PWI Pusat Aksi Donasi Kemanusiaan untuk Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh

Rabu, 20 Agustus 2025 - 13:52 WIB

Jaga Harga, Bulog Gandeng Pemda Perketat Distribusi Beras SPHP di Daerah

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 08:59 WIB

Prabowo: Tidak Ada Ruang untuk Pengusaha Curang di Ekonomi Rakyat

Rabu, 6 Agustus 2025 - 15:27 WIB

Satgas Polri Temukan Cacat Mutu di Beras Premium, Ini Reaksi Wilmar Group

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 09:42 WIB

Akhmad Munir Usung PWI Bersatu dan Berdaya Saing di Era Digital

Berita Terbaru