Pelaporan Keberlanjutan Isu Sampah Dukung Kurangi Sampah Laut dan Tingkatkan Ekonomi Sirkular

- Pewarta

Minggu, 9 Oktober 2022 - 20:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BISNISNEWS.COM – Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), didukung oleh UNEP melalui SEA Sirkular Project memfasilitasi Workshop mengenai pelaporan keberlanjutan terkait isu sampah.

Isu sampah yang dibahas dalam workshop ini juga mencakup sampah plastik dan kemasan. Menurut data Kementerian Perindustrian (2022).

Sekitar 40% bahan plastik dipakai untuk kemasan dan separo lebih akan menjadi sampah.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jika tidak terkelola dengan baik, sampah-sampah ini akan bocor laut serta menimbulkan pencemaran lingkungan yang dapat merusak ekosistem laut dan kesehatan manusia.

Oleh itu isu ekonomi sirkular dengan memanfaatkan bahan baku daur ulang ini juga menjadi pokok bahasan dalam workshop ini, sebelum peserta diperkenalkan dengan standarstandar GRI untuk pelaporan sampah.

IBCSD dalam sambutan pembukaan yang diwakili oleh Aloysius Wiratmo, Program Development & External Engagement Manager.

Dia menekankan bahwa Sustainability Reporting, termasuk pelaporan mengenai sampah, dapat menjadi instrumen penting untuk mendorong praktik-praktik keberlanjutan yang semakin baik di sektor bisnis.

Seperti melalui pelaporan praktik-praktik baik perusahaan dalam pengelolaan sampah yang mendukung ekonomi sirkular.

Workshop yang dilakukan secara online ini difasilitasi oleh narasumber utama, Hendri Yulius Wijaya, Country Manager Global Reporting Initiative (GRI).

GRI adalah sebuah organisasi internasional yang menciptakan standar pelaporan dampak lingkungan, sosial dan ekonomi, yang paling banyak digunakan oleh perusahaan di dunia.

GRI menyampaikan aspek-aspek yang menjadi latar belakang dalam penyusunan Pelaporan Keberlanjutan Sampah Plastik mengenai ekonomi hijau dimana limbah menjadi fokus utamanya.

Ekonomi hijau juga biasa disebut sebagai ekonomi melingkar (circular economy) yang menjadikan limbah dapat dimanfaatkan kembali dan memiliki nilai ekonomi.

Dalam prinsipnya ekonomi melingkar mencakup hal-hal seperti bahan baku yang digunakan seefisien mungkin.

Kemudian produsen sedapat mungkin menghindari limbah dan jika tidak, limbah yang dihasilkan diminimalisir dan dapat diolah kembali.

Selain itu, produsen juga dapat merancang ulang design produk yang dapat bertahan selama mungkin.

Produsen pun diharapkan dapat melihat limbah dalam ekosistem⁸ bisnisnya, kerjasama yang baik antara produsen dan konsumen yang kemudian menimbulkan perubahan perilaku.

Dalam menangani limbah kemudian akan menjadikan produsen dapat melihat proses limbah yang dihasilkan dari hulu ke hilir.

Limbah tidak hanya terlihat dari output produk yang dihasilkan dengan melihat bagaimana konsumen mengelola limbahnya, tetapi juga dari supplier yang memasok bahan baku dan bahan kemasan.

Dengan demikian produsen perlu melihat semua aspek yang ada dalam value chain kegiatan produksinya dan limbah apa saja yang dihasilkan.

Dengan memperhatikan limbah yang ada dalam value chain produsen dari hulu ke hilir dapat meminimalisir limbah yang berakhir di TPA.

Produsen juga dapat membuat program-program dalam mengatasi limbah dengan bekerjasama dengan supplier dan organisasi organisasi pengolah limbah.

Sehingga dampak sosial yang positif dapat terjadi dimana limbah menjadi memiliki nilai ekonomi yang positif.

Hal menarik yang disampaikan oleh Hendri Yulius Wijaya, Country Program Manager GRI Indonesia, dalam Pelaporan Keberlanjutan Sampah Plastik ini produsen dapat menyampaikan:

Mengapa isu limbah penting bagi perusahaan atau organisasi dan bagaimana dampaknya terhadap bisnis serta lingkungan dan sosial.

Kemudian dalam konteks bisnis dapat data apa yang akan menjadi fokus pelaporan dan apa saja yang menjadi topik paling penting bagi perusahaan.

Dengan adanya sinergi yang baik dan berkesinambungan diharapkan pelaporan keberlanjutan mengenai sampah.

Termasuk sampah plastik dan kemasan dapat meningkatkan kesadaran dan kolaborasi semua pihak untuk sistem pengelolaan sampah yang lebih baik.

Dengan demikian, target pengurangan 70% sampah laut pada tahun 2025 sesuai mandat Perpres 83 Tahun 2018 dapat tercapai.

Dan tercipta ekonomi melingkar yang kondusif serta meningkatkan taraf hidup masyarakat.***

Berita Terkait

Kelola Persediaan dan Stock Opname dengan Software Akuntansi Kledo
INALUM Tancap Gas Investasi 2026, Perluas Smelter dan Refinery untuk Perkuat Hilirisasi Aluminium Nasional
Tingkatkan Akurasi Kehadiran dengan Software Absensi Karyawan dari HashMicro
Mengapa Cluster Perumahan Butuh Jasa Angkut Sampah?
Begini Cara Cek Harga Bitcoin dengan Mudah
Dari Jakarta Hingga ke Jayapura: Jejaring Media 24 Jam Tumbuh 1.250 Portal Baru
Cari Sewa Mobil Terdekat untuk Perjalanan Nyaman? Kenali Solusi Terbaik dari Prima Armada Raya
PT Sumbawa Timur Mining Soroti Peran Penting Eksplorasi dalam Ketahanan Mineral Kritis di Minerba Convex 2025

Berita Terkait

Senin, 29 Desember 2025 - 09:59 WIB

Kelola Persediaan dan Stock Opname dengan Software Akuntansi Kledo

Rabu, 17 Desember 2025 - 12:55 WIB

INALUM Tancap Gas Investasi 2026, Perluas Smelter dan Refinery untuk Perkuat Hilirisasi Aluminium Nasional

Senin, 1 Desember 2025 - 20:00 WIB

Tingkatkan Akurasi Kehadiran dengan Software Absensi Karyawan dari HashMicro

Rabu, 26 November 2025 - 17:17 WIB

Mengapa Cluster Perumahan Butuh Jasa Angkut Sampah?

Jumat, 7 November 2025 - 19:59 WIB

Begini Cara Cek Harga Bitcoin dengan Mudah

Berita Terbaru