Jakarta— Kolaborasi antardaerah kembali diperkuat melalui kerja sama antara PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) dalam bentuk pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB). Penandatanganan perjanjian resmi digelar di Balai Kota Jakarta pada Kamis (5/6), menandai dimulainya kemitraan strategis antar dua Bank Pembangunan Daerah (BPD) tersebut.
Dalam seremoni tersebut, Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo, dan Direktur Utama BMM, Syahrisal Imbar, menandatangani Perjanjian Penyertaan Modal. Sementara itu, Perjanjian Pemegang Saham ditandatangani oleh Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, dan disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, serta Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoandra.
Kerja sama ini menempatkan Bank DKI sebagai Pemegang Saham Pengendali Kedua (PSPK) di BMM, sekaligus membuka jalan bagi dukungan teknis dan kelembagaan yang lebih luas, termasuk penguatan sistem manajemen risiko, pengembangan SDM, serta modernisasi teknologi informasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Langkah ini menjadi bagian penting dari transformasi Bank DKI menuju bank daerah dengan daya saing nasional,” ujar Agus Haryoto Widodo dalam keterangannya.
Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut baik kerja sama tersebut. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengatakan bahwa sinergi seperti ini mencerminkan arah kebijakan konsolidasi perbankan nasional yang telah diatur dalam POJK No. 12/POJK.03/2020.
“Kita melihat bukan hanya pemenuhan ketentuan regulasi, tapi juga semangat untuk memperkuat ketahanan sistem keuangan daerah secara kolektif,” kata Dian.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyebut bahwa sinergi ini merupakan contoh kolaborasi antardaerah yang saling melengkapi, terutama dalam mendukung pembangunan nasional yang inklusif.
Baca Juga:
Kelola Persediaan dan Stock Opname dengan Software Akuntansi Kledo
Aplikasi “Nihao China” Dilansir sebagai Solusi Terpadu bagi Wisatawan Internasional
Xinhua Silk Road: Hainan FTP Berkomitmen Terus Mengoptimalkan Iklim Usaha
“Jakarta tidak berdiri sendiri. Kami siap menjadi enabler bagi penguatan wilayah lain, termasuk di sektor perbankan,” ujarnya.
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, mengungkapkan harapan agar kerja sama ini dapat mempercepat transformasi layanan keuangan di daerahnya.
“Dengan pendampingan dari Bank DKI, kami percaya BMM akan lebih adaptif terhadap kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha lokal,” katanya.
Hal serupa diungkapkan oleh Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoandra, yang menilai bahwa kolaborasi ini penting untuk menjawab tantangan zaman, terutama di tengah digitalisasi sektor jasa keuangan.
Baca Juga:
Ulang Tahun ke-9, JULO Telah Salurkan 27 Triliun untuk Modal Usaha hingga Pendidikan
Vantage Raih Dua Nominasi di Vietnam dan Inggris dalam Ajang Finance Magnates Awards 2025
“Inisiatif ini bentuk kesiapan menghadapi tantangan industri perbankan, termasuk kebutuhan efisiensi dan inovasi layanan,” ungkapnya.
Direktur Utama BMM, Syahrisal Imbar, menambahkan bahwa kemitraan ini diharapkan membuka akses kolaborasi ekonomi yang lebih luas antara kawasan timur Indonesia dan pusat-pusat pertumbuhan seperti Jakarta.
“Kami ingin menjadikan ini sebagai langkah awal dari transformasi menyeluruh yang akan mendorong BMM menjadi bank yang lebih kuat dan adaptif,” katanya.
Inisiasi pembentukan KUB antara kedua bank telah dimulai sejak 2024. Selain bertujuan memenuhi persyaratan modal inti minimum, kemitraan ini juga diarahkan untuk mendorong efisiensi operasional, penguatan tata kelola, serta menciptakan nilai tambah jangka panjang di tengah tekanan perubahan industri.
Bank DKI menargetkan kontribusi positif dari sinergi ini akan tercermin dalam laporan keuangan konsolidasi dalam enam hingga dua belas bulan ke depan. ***














