BISNISNEWS.COM – Sejumlah pedagang pasar di Jakarta Utara menanti pasokan beras dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Badan Urusan Logistik (Bulog) serta Minyakita dari program pengadaan minyak goreng bersubsidi Kementerian Perdagangan.
Pengelola pasar di Jakarta Utara menemukan kelangkaan pasokan Minyakita dan harga beras lokal semakin melambung tinggi melewati harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
“Minyakita sudah empat pekan barang tidak ada karena sangat diminati warga sekitar sini, di samping harganya murah dan ekonomis,” kata Kepala Pasar Pademangan Timur Sutopo kepada wartawan di Jakarta Utara, Senin 6 Februari 2023.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Pertemuan Jokowi dan Prabowo, AHY Sebut Silaturahmi Antar Pemimpin Bangsa Sebagai Kegiatan yang Baik
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk beras, kata dia, pembeli mencari beras dari Bulog dibandingkan beras lainnya karena sampai saat ini terjadi juga kenaikan harga semua jenis beras.
Sutopo telah mengecek satu persatu pedagang di Pasar Pademangan Timur pada Senin. Namun tak menemukan minyak goreng bersubsidi Minyakita.
Sedangkan pasokan beras SPHP dari Bulog di Pasar Pademangan Timur ternyata impor dari Vietnam dan tetap diminati pembeli.
Baca Juga:
Jelang HUT ke-129, BRI Borong 7 Penghargaan di Ajang Top 100 CEO & The 200 Leader Future Forum 2024
Pedagang Pasar Pademangan Timur saat ini menjual beras lokal di angka Rp625 ribu per 50 kilogram. Padahal harga sebelumnya Rp500 ribu per 50 kilogram.
“Kalau beras Bulog dari Vietnam kan harga per karungnya Rp475 ribu,” kata pedagang beras Pasar Pademangan Timur, Fajar Guntara kepada wartawan.
Sedangkan minyak goreng dijual per liter dengan rentang di harga antara Rp17.000 hingga Rp20.000.
Kepala Pasar Koja Baru, Suyitno Landung mengatakan, pasokan Minyakita juga langka. Jika pasokan datang pun, pedagang sulit mendapatkannya sesuai HET yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp14 ribu per liter.
Baca Juga:
Sosok Ini Berhasil Memberdayakan Komunitas Perempuan di Lamongan Jatim, Melalui Pendampingan BRI
Karena itu pedagang mesti menyesuaikan harga jual minyak goreng bersubsidi tersebut ke konsumen untuk memperoleh pendapatan mereka.
Sementara itu, pasokan beras lokal di pedagang saat ini cukup, kendati beras Bulog belum tersedia di Pasar Koja Baru.
Namun warga dan pedagang pasar tersebut berharap ada solusi dari pemerintah untuk menstabilkan harga beras dan minyak goreng saat ini.***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Bisnisnews.com, semoga bermanfaat.