Saham ‘Ponzi’ GoTo Terjun Bebas, OJK Wajib Bertanggung Jawab atas Potensi Kerugian Investor Publik

- Pewarta

Jumat, 2 Desember 2022 - 17:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gedung OJK.. (Dok. OJK.go.id)

Gedung OJK.. (Dok. OJK.go.id)

BISNISNEWS.COM – Saham GoTo masih terus melanjutkan tren turun, dan mencapai level terendah sejak penawaran saham perdana, atau IPO, pada awal April lalu.

Saham GoTo ditutup Rp141 per saham pada transaksi kemarin (1 Desember 2022), turun Rp10 dari rekor terendah pada transaksi sehari sebelumnya yang ditutup Rp151 per saham.

Artinya, saham GoTo pada 1 Desember 2022 sudah turun lebih dari 58 persen dibandingkan harga IPO sebesar Rp338 per saham.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dengan demikian, market cap (kapitalisasi pasar), atau nilai pasar, GoTo anjlok

Dari Rp400,3 triliun pada saat penawaran harga perdana menjadi tinggal Rp167 triliun saja. Gelembung market cap GoTo sedang meletus.

GoTo memang kelihatannya saja besar. Tetapi, isi sebenarnya hampa. Bisnisnya tergantung dari ‘bakar duit’.

GoTo tidak pernah mendapat untung selama berdiri 10-12 tahun yang lalu.

Total akumulasi rugi GoTo per 30 September 2022 sudah mencapai Rp99,3 triliun. Sekarang pasti sudah lebih dari Rp100 triliun.

Anehnya, Telkomsel yang merupakan bagian dari BUMN Kok mau membeli saham GoTo yang jelas-jelas sedang rugi.

Dan kemungkinan besar tidak akan bisa memperoleh untung. Apakah ada yang paksa beli? Siapa? Perlu diusut.

Karena, membeli saham GoTo dengan kondisi perusahaan rugi terus seperti itu, Telkomsel dengan sadar, dan sengaja, melakukan spekulasi.

Tepatnya _gambling_, dengan tarohan sebesar nilai pembelian saham Rp6,4 triliun.

Dengan menggunakan harga Rp141 per saham, Telkomsel mengalami rugi Rp3,06 triliun dari investasi di saham GoTo ini.

Memang rugi ini fluktuatif. Artinya, masih bisa membesar lagi. Karena harga saham GoTo masih sangat mungkin turun lagi.

Maka itu, kerugian investasi Telkomsel ini akan menjadi kerugian negara, yang disengaja.

Karena, di dalam prospektus GoTo sudah dijelaskan bahwa GoTo tidak bisa memperkirakan prospek bisnisnya di waktu-waktu mendatang.

GoTo sangat pesimis dapat memperoleh laba, GoTo sangat pesimis dapat membagikan dividen.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Dan GoTo secara eksplisit mengatakan bahwa tingkat pengembalian investasi di saham GoTo kemungkinan diperoleh dari kenaikan harga saham, yang mungkin tidak pernah terjadi.

Secara teori, harga saham perusahaan yang sedang rugi, dengan akumulasi rugi yang sangat besar.

Dengan prospek bisnis ke depan tidak pasti dan cenderung masih akan rugi, tidak mungkin akan bisa naik.

Kenaikan harga saham pada kondisi seperti ini patut diduga karena spekulasi atau dimanipulasi.

Anehnya juga, kenapa OJK memberi izin IPO kepada GoTo yang prospek bisnisnya tidak jelas, suram.

Dan diperkirakan tidak bisa memperoleh keuntungan di masa depan? Apa ada permainan? Atau Ada permainan apa?

Maka itu, OJK wajib bertanggung jawab atas (potensi) kerugian investor publik yang mencapai puluhan triliun rupiah. Karena lalai melindungi investor publik.

Oleh: Anthony BudiawanManaging Director PEPS (Political Economy and Policy Studies). ***

Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Bisnisnews.com, semoga bermanfaat.

After paragraf 28

Berita Terkait

Agro Media Network Luncurkan Portal Sawitpost.com, Dukung Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi Nasional
Program Pengelolaan Penerimaan Negara Tahun 2025 Disebut Thomas Djiwandono untuk Hasilkan Penerimaan yang Optimal
CSA Index September 2024 Meningkat Signifikan, Pelaku Pasar Optimis IHSG Terus Menguat Meski Ada Risiko Koreksi
Realisasi Target Investasi pada Semester I tahun 2024 Telah Mencapai Rp829,9 Triliun, Tembus 50 Persen
Transisi Energi Bisa Hemat Subsidi Rp45 Triliun hingga Rp90 Triiun, Begini Penjelasan Luhut Pandjaitan
Kementaan akan Distribusi ke yang Defisit, Produksi Cabai Nasional Surplus tapi Tak Merata Semua Daerah
Permodalan Perseroan Kuat, Laba BRI Layak Dibagikan dalam Bentuk Dividen
Public Expose Live 2024: Kinerja Positif & Strategi BRI Tumbuh Sehat Berkelanjutan
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 11:29 WIB

Agro Media Network Luncurkan Portal Sawitpost.com, Dukung Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi Nasional

Rabu, 11 September 2024 - 10:45 WIB

Program Pengelolaan Penerimaan Negara Tahun 2025 Disebut Thomas Djiwandono untuk Hasilkan Penerimaan yang Optimal

Kamis, 5 September 2024 - 12:07 WIB

CSA Index September 2024 Meningkat Signifikan, Pelaku Pasar Optimis IHSG Terus Menguat Meski Ada Risiko Koreksi

Rabu, 4 September 2024 - 14:34 WIB

Realisasi Target Investasi pada Semester I tahun 2024 Telah Mencapai Rp829,9 Triliun, Tembus 50 Persen

Rabu, 4 September 2024 - 09:27 WIB

Transisi Energi Bisa Hemat Subsidi Rp45 Triliun hingga Rp90 Triiun, Begini Penjelasan Luhut Pandjaitan

Selasa, 3 September 2024 - 15:39 WIB

Kementaan akan Distribusi ke yang Defisit, Produksi Cabai Nasional Surplus tapi Tak Merata Semua Daerah

Senin, 2 September 2024 - 10:50 WIB

Permodalan Perseroan Kuat, Laba BRI Layak Dibagikan dalam Bentuk Dividen

Kamis, 29 Agustus 2024 - 16:49 WIB

Public Expose Live 2024: Kinerja Positif & Strategi BRI Tumbuh Sehat Berkelanjutan

Berita Terbaru