Perekonomian Indonesia Terancam Resesi Global, Saatnya Tempuh Cara Ekonomi Baru

- Pewarta

Jumat, 30 September 2022 - 10:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi. Perekonomian dunia sedang mengalami penurunan. (Pixabay/Geralt)

Ilustrasi. Perekonomian dunia sedang mengalami penurunan. (Pixabay/Geralt)

BISNIS NEWS – Para ekonom dunia telah membunyikan alarm akan kedatangan badai resesi global.

Indikatornya semakin terasa dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global terutama tiga ekonomi besar yaitu Amerika Serikat, China dan Uni Eropa.

Pelambatan ekonomi global tersebut diprediksi berdampak buruk bagi pasar negara berkembang dan skenario terburuknya adalah ekonomi negara berkembang masuk ke resesi yang dalam dan panjang.

Kecuali menempuh model ekonomi yang tidak biasa (unconventional policy framework) dan kreatif.

Ekonomi Indonesia pun pasti akan terdampak. Bahkan Jika Indonesia tidak siap maka penderitaan rakyat yang ditandai dengan masifnya angka kemiskinan, tingginya kriminalitas dan maraknya PHK.

Akan semakin akut setelah diterpa inflasi (kenaikan-kenaikan harga) pasca kenaikan BBM dan pandemi COVID19. Ini saatnya Indonesia mempersiapkan diri dengan baik.

Ekonomi Model Baru Adalah Solusi Krisis

Ekonomi model baru atau Unconventional Economic Policy Framework adalah cara berfikir baru dalam menjalankan kebijakan ekonomi.

Hal ini perlu dilakukan karena cara konvensional diyakini tidak akan membawa Indonesia keluar dari krisis karena krisis global yang melanda ke depan diakibatkan kebijakan pengelolaan ekonomi cara lama.

Yaitu ekonomi yang mengedepankan pertumbuhan dengan basis pembangunan infrastruktur yang berasal dari akumulasi utang luar negeri.

Gaya lama pengelolaan ekonomi menjadi sumber krisis saat ini dimana konsep ini menyakini negara tidak akan bangkrut dengan mengakumulasi utang luar negeri.

Keyakinan ini menyebabkan seluruh negara didunia mengakumulasi ULN dalam jumlah yang tidak terbayangkan.

Amerika, China dan Uni Eropa mengakumulasi ULN tanpa underlying ekonomi yang kuat.

Ekonomi berbasis fiat money dimana uang dicetak tanpa batas terutama untuk membiayai pandemi COVID19.

Negara di Dunia secara serentak menaikan suku bunga Bank sentralnya dengan begitu negara-negara dengan utang tinggi tidak akan mampu membayar bunga dan pokok utangnya.

Demikian fitur utama krisis yang akan dihadapi semua negara. Ekonomi gaya lama ala neo-liberal harus diakhiri.

Para tim ekonomi harus menyadari mengikuti pola lama akan berakhir dengan Indonesia masuk jurang resesi yang dalam.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

APBN 2023 jangan lagi prioritas pada anggaran proyek mercusuar apalagi dengan sumber pembiayaan dari utang.

Pendekatan ekonomi baru harus berbasis pada kesadaran bahwa Indonesia tidak akan survive bila ekonominya berbasis utang.

Salah satu fitur krisis yang akan datang adalah ekonomi negara di dunia tidak akan lagi mengandalkan perdagangan dunia dan global investasi.

Negara yang bertahan dari krisis diprediksi adalah negara yang punya sektor rill yang kuat banting dan negara yang membelanjakan APBNnya dengan cerdas dan prioritas.

Saat krisis global benar-benar terjadi, sumbangan investasi dan perdagangan internasional terhadap pertumbuhan ekonomi tidak dapat diandalkan.

Oleh karena itu, model ekonomi baru harus mempersiapkan ekonomi yang berdiri di kaki sendiri.

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Saat resesi ekonomi global menyerang, Indonesia tidak bisa mengandalkan produk import untuk pangan dan energi.

Industri manufaktur yang bahan bakunya bersifat import savvy harus dicarikan substitusi material dari dalam negeri bila tidak industri seperti itu akan bangkut.

Model ekonomi baru juga perlu mendukung pembiayaan sektor riil yang murah dan tidak ribet.

Selain itu, model ekonomi baru harus memperbaiki skema kerjasama investasi terutama yang terkait dengan mineral nikel.

Peluang bagi aktivis pers pelajar, pers mahasiswa, dan muda/mudi untuk dilatih menulis berita secara online, dan praktek liputan langsung menjadi jurnalis muda di media ini. Kirim CV dan karya tulis, ke WA Center: 087815557788.

Patut diingat bahwa model ekonomi gaya lama menyebabkan industri-industri strategis banyak dikuasai asing termasuk mineral nikel bahan baku baterai listrik.

China sudah mendominasi penguasaan nikel, gas dan mineral lainnya sehingga Indonesia tidak dapat memanfaatkan produk tersebut untuk kemakmuran rakyat.

Indonesia mengalami surplus besar karena windfall kenaikan harga batubara dan harga CPO dunia, namun saat permintaan dari China, India dan Uni Eropa turun maka harga kedua komoditas tersebut akan terseok-seok.

Dan akhirnya penerimaan negara akan menyusut sehingga semakin berat negara yang masih menggunakan model lama.

Oleh karena itu ekonomi model baru yang menempatkan kepentingan publik diatas kepentingan segelintir oligarki harus diimplementasikan.

Jika Indonesia tidak bergegas menerapkan ekonomi gaya baru maka upaya preventif jatuhnya ekonomi Indonesia akibat resesi global dunia tidak dapat dihindari.

Resesi tersebut akan menyebabkan kesulitan ekonomi rakyat makin berat maka dipastikan kemampuan daya beli masyarakat akan sangat terpuruk dan kehidupan mereka semakin menderita.

Semoga hal tersebut segera disadari oleh kita semua.

Opini: Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute.***

Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Bisnisnews.com, semoga bermanfaat.

Berita Terkait

Sri Mulyani Bertemu dengan 40 Pengusaha US – ASEAN Business Council, Bahas Prioritas Ekonomi Indonesia
Penurunan Produksi Masih Terus Berlangsung Jadi Tantangan Utama yang Dihadapi Industri Hulu Migas Saat Ini
Di Hadapan Para Pimpinan Perusahaan AS – ASEAN, Prabowo Subianto Puji Kinerja Kabinet Merah Putih
Prabowo Subianto Berharap Tahun 2025 Tak Impor Beras, Tren Produksi Pangan Indonesia Meningkat
Dukung Stabilitas Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif, BRI Raih 2 Penghargaan Bank Indonesia Awards 2024
Kadin Indonesia Beber Alasan Minta Kenaikan Tarif Pajak Pertambahan Nilai Sebesar 12 Persen Ditunda
Konsisten Meningkatkan Kualitas Implementasi GCG, BNI Kembali Raih Predikat ‘The Best Overall in Corporate Governance’
Unggul dalam Tata Kelola, BRI Dinobatkan Sebagai The Most Trusted Company 2024
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Rabu, 4 Desember 2024 - 14:44 WIB

Sri Mulyani Bertemu dengan 40 Pengusaha US – ASEAN Business Council, Bahas Prioritas Ekonomi Indonesia

Rabu, 4 Desember 2024 - 07:42 WIB

Penurunan Produksi Masih Terus Berlangsung Jadi Tantangan Utama yang Dihadapi Industri Hulu Migas Saat Ini

Selasa, 3 Desember 2024 - 16:24 WIB

Di Hadapan Para Pimpinan Perusahaan AS – ASEAN, Prabowo Subianto Puji Kinerja Kabinet Merah Putih

Selasa, 3 Desember 2024 - 14:31 WIB

Prabowo Subianto Berharap Tahun 2025 Tak Impor Beras, Tren Produksi Pangan Indonesia Meningkat

Senin, 2 Desember 2024 - 10:37 WIB

Dukung Stabilitas Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif, BRI Raih 2 Penghargaan Bank Indonesia Awards 2024

Sabtu, 30 November 2024 - 10:00 WIB

Kadin Indonesia Beber Alasan Minta Kenaikan Tarif Pajak Pertambahan Nilai Sebesar 12 Persen Ditunda

Kamis, 28 November 2024 - 20:42 WIB

Konsisten Meningkatkan Kualitas Implementasi GCG, BNI Kembali Raih Predikat ‘The Best Overall in Corporate Governance’

Kamis, 28 November 2024 - 13:04 WIB

Unggul dalam Tata Kelola, BRI Dinobatkan Sebagai The Most Trusted Company 2024

Berita Terbaru