Pemerintah Tak Pro Pemulihan Ekonomi, Buktinya Daya Serap Government Spending Rendah Sekali

- Pewarta

Selasa, 1 November 2022 - 09:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. (Dok. Dpr.go.id)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. (Dok. Dpr.go.id)

BISNISNEWS.COM – Dalam Seminar Strategi Capai Ekonomi Kuat & Berkelanjutan di Tengah Risiko Sri Mulyani mengungkapkan bahwa masih ada dana sekitar 1.200 Triliun

Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tersisa dan belum diserap yang tersebar diseluruh kementrian, lembaga dan daerah 28 Oktober 2022.

Penyerapan anggaran hingga akhir September 2022 belanja negara baru terealisasi Rp1.913,9 triliun atau sekitar 61,6 persen dari target Rp3.106,4 triliun.

Masih ada sisa APBN sebesar Rp1.200 triliun yang harus diserap di sisa 2 bulan ini hingga akhir tahun 2022.

Dari data tersebut dapat diprediski bahwa penyerapan anggaran yang tersisa hanya mampu menyerap maksimal 70 persen.

Bila melampaui hal tersebut, sudah pasti spending tidak berkualitas (sekedar kejar tayang)

Pemerintah tidak peka bahwa di masa pelemahan ekonomi paska COVID 19, goverment spending adalah game changer untuk memulihan ekonomi.

Pantas saja bila pertumbuhan semester 1 2022 kita kalah dengan negara tetangga seperti VIetnam dan Malaysia. Karena spending mereka lebih baik dan lebih berkualitas.

Pemerintah harus evaluasi seputar perencanaan spending dari awal tahun.

Karena dengan penyerapan anggaran yang tidak maksimal ini bisa menjadi bukti gagal perencanaan yang tentunya menyebabkan gagalnya eksekusi. Ini sangat memperihatinkan!

Ini semakin menambah inkonsistensi pernyataan yang disampaikan pemerintah beberapa bulan lalu.

Bahwa subsidi BBM membuat APBN jebol yang kenyataannya ada sisa APBN yang belum diserap dan harus dihabiskan.

Saran dana 1,200 T bisa dikeluarkan untuk memperbesar bantalan ketahanan pangan dan energi.

Termasuk didalamnya menyiapkan persediaan pangan dan energi untuk 6 bulan tahun 2023

Di mana kelangkaan pangan dan energi mulai terjadi pada kuartal kedua 2023. ini harus segera disiapkan dari kuartal ke-4 2022 ini.

Menteri Keuangan mempunyai otoritas kuat dalam mengendalikan APBN, dana sebesar itu bisa juga digunakan untuk meringankan beban masyarakat jika di re-alokasi ke subsidi BBM dan penguatan ketahanan pangan.

Dengan demikian diharapkan akan menekan inflasi yang sedang terjadi akibat kenaikan BBM.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Jika pemerintah benar-benar pro rakyat maka realokasi sisa anggaran APBN untuk BBM ini penting untuk dilakukan sebagai jawaban atas aspirasi rakyat.

Yang banyak disuarakan oleh asosiasi buruh dan mahasiswa melalui unjuk rasa yang telah dilakukan di berbagai wilayah beberapa waktu lalu pasca kenaikan BBM.

Ini kesempatan pemerintah untuk bisa memanfaatkan sisa APBN tersebut untuk menangani persoalan-persoalan yang seharusnya menjadi prioritas.

Dan saat ini permasalahan besar yang harus ditangani adalah persoalan lemahnya daya beli masyarakat.

Pemerintah harus cepat melakukan realokasi anggaran ini sehingga bisa mencegah dampak inflasi yang lebih buruk.

Walaupun agak terlambat setidaknya masih ada legacy baik pemerintah menjelang akhir masa jabatan.

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Oleh: Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute.***

Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Bisnisnews.com, semoga bermanfaat.

Berita Terkait

Direktur Utama BRI Sunarso Ungkap Ketahanan Pangan Jadi Kunci Agar Indonesia Keluar dari Middle Income Trap
Nasabah Prioritas Capai 161 Ribu, Kelolaan Aset Wealth Management BRI Tumbuh 23,05%
Minergi Media Luncurkan Portal Tambangpost.com Dukung Dukung Hilirisasi Tambang dan Ketahanan Energi
CSA Index Oktober 2024 Naik ke 76,09: Pemerintahan Baru dan Penguatan Rupiah Pacu Optimisme Pasar
Kementan akan Bagikan Benih Gratis untuk Para Petani yang Lakukan Percepatan Tanam di Oktober 2024
Wamentan Sudaryono Pastikan Ketersediaan Pupuk Aman, Dorong Petani Tanam di Bulan Oktober 2024
Wamentan Sudaryono Minta Jajaran Kementan Maksimalkan Pelayanan Terhadap Petani dengan Sepenuh Hati
Dorong ‘Pariwisata Hijau’ Mandalika, BRI Ajak Pembalap MotoGP Tanam Pohon Demi Keseimbangan Lingkungan
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 15:49 WIB

Direktur Utama BRI Sunarso Ungkap Ketahanan Pangan Jadi Kunci Agar Indonesia Keluar dari Middle Income Trap

Kamis, 10 Oktober 2024 - 18:06 WIB

Nasabah Prioritas Capai 161 Ribu, Kelolaan Aset Wealth Management BRI Tumbuh 23,05%

Senin, 7 Oktober 2024 - 19:05 WIB

Minergi Media Luncurkan Portal Tambangpost.com Dukung Dukung Hilirisasi Tambang dan Ketahanan Energi

Senin, 7 Oktober 2024 - 16:03 WIB

CSA Index Oktober 2024 Naik ke 76,09: Pemerintahan Baru dan Penguatan Rupiah Pacu Optimisme Pasar

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 13:18 WIB

Kementan akan Bagikan Benih Gratis untuk Para Petani yang Lakukan Percepatan Tanam di Oktober 2024

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 09:43 WIB

Wamentan Sudaryono Pastikan Ketersediaan Pupuk Aman, Dorong Petani Tanam di Bulan Oktober 2024

Rabu, 2 Oktober 2024 - 15:19 WIB

Wamentan Sudaryono Minta Jajaran Kementan Maksimalkan Pelayanan Terhadap Petani dengan Sepenuh Hati

Jumat, 27 September 2024 - 10:41 WIB

Dorong ‘Pariwisata Hijau’ Mandalika, BRI Ajak Pembalap MotoGP Tanam Pohon Demi Keseimbangan Lingkungan

Berita Terbaru