BISNIS NEWS – Pemerintah segera menyalurkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7,5 triliun kepada PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melalui Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue.
Mengutip keterangan resmi emiten penerbangan pelat merah itu pada laman Bursa Efek Indonesia(BEI), Kamis 7 Juli 2022, dalam aksi right issue kali ini perseroan akan menerbitkan 225.585.894.911 lembar atau 871,44% dari modal dan disetor.
Rencananya, dana hasil right issue digunakan untuk pemeliharaan pesawat yang tunduk pada sewa armada Go Forward dan perjanjian alternatif; biaya dan pengeluaran yang berkaitan dengan restrukturisasi utang perseroan; menjaga kebutuhan kas minimum, dan mendukung kebutuhan operasional serta anak usaha seperti biaya sewa pesawat, bahan bakar dan mesin.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Presiden Prabowo Bangga Melihat Lahan Rawa Jadi Sawah Produktif di Sumsel, Didampingi Mentan Amran

SCROLL TO RESUME CONTENT
Usai pelaksanaan right issue, porsi saham pemerintah akan meningkat menjadi 65,88% dari posisi saat ini 60,54%. Sedangkan PT Trans Airways, Grup CT jika ikut menyerap HMTED akan meningkat menjadi 30,76% dari 28,27%.
Namun GIAA harus menjalan kan putusan perdamaian dengan kreditur atau Homologasi yang disahkan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Jakarta Pusat tertanggal 27 Juni 2022.
Dalam skema perdamaian itu akan mengkonversi utang GIAA menjadi ekuitas bagi kreditur yang berhak menerima yakni para pemberi sewa pesawat, para pemberi sewa mesin cadangan, kreditur sewa pembiayaan, pabrikan pesawat, para vendor MRO, para pemegang Sukuk dan para Kreditur utang usaha Lain
Baca Juga:
Maknai Hari Kartini, BRI Berdayakan Wanita Indonesia Melalui Program BRInita
Pemegang Saham BBRI Panen Dividen Final Senilai Rp31,4 Triliun pada Hari Rabu Ini 23 Mei 2025
Caranya, GIAA akan menerbitkan Obligasi Wajib Konversi kemudian melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu(PMTHMETD) atau Private Placement dengan menerbitkan 103.928.360.000 saham baru atau setara 141% dari modal ditempatkan dan disetor usai right issue.
Sedangkan harga pelasanaan private placement akan ditentukan berdasarkan kesepakatan kreditur dan GIAA dengan mediasi oleh tim privatisasi yang dapat menunjuk penilai publik.
“PMTHMETD ini juga akan memberikan keuntungan bagi Perseroan untuk terus fokus pada penyelesaian program restrukturisasi keuangan berupa perbaikan struktur permodalan,” tulis manajemen GIAA.
Dampaknya, porsi saham pemerintah pada GIAA akan turun menjadi 52,23%. Hal yang juga berlaku pada grup CT, turun menjadi 21,76%. Sedangkan kreditur penerima saham perseroan akan memegang dengan total 23,64% dari total saham GIAA.***