BISNIS NEWS – Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali menguat, dari 51,3 di bulan Juli menjadi 51,7 di bulan Agustus.
Penguatan tersebut sejalan dengan terus membaiknya kondisi pengoperasian sektor manufaktur di tanah air dalam 12 bulan terakhir.
“Peningkatan indeks PMI Manufaktur didorong oleh kenaikan penjualan dari permintaan domestik.”
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Komisi Yudisial Tanggapi Vonis Bebas WNA Tiongkok dalam Kasus Dugaan Penambangan Emas Tanpa Izin
Komunitas Pengusaha Tangan Di Atas Gelar Pesta Wirausaha Nasional 2025 ‘Elevate Your Journey’
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hal ini sebagai tanda bahwa upaya pemulihan ekonomi dari hantaman pandemi telah menunjukkan dampaknya,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Kamis 1 September 2022.
Kenaikan indeks PMI Manufaktur Indonesia, ujar Menperin, juga turut andil dalam peningkatan penciptaan lapangan kerja pada bulan Agustus.
“Sektor industri manufaktur terus mengalami peningkatan investasi. Saya optimis tren ini akan berlanjut hingga akhir tahun. Karena itu kami upayakan agar hambatan-hambatan investasi yang ada bisa kami atasi,” imbuhnya.
Baca Juga:
BRI Setor Rp10,88 Triliun Ke Negara, Bayarkan Dividen Interim Sebesar Rp20,33 Triliun
Resmi, Anindya Bakrie Sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia dan Arsjad Rasjid Ketua Dewan Pertimbangan
Selain itu, kata Agus, pihaknya juga bertekad untuk terus memacu konsumsi domestik dengan memastikan produk-produk industri dalam negeri diserap sebesar-besarnya.
Salah satunya dengan belanja pemerintah melalui program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
“Saya berpesan kepada para pelaku industri untuk terus meningkatkan kapasitas dan utilisasinya, membuat penyesuaian-penyesuaian, dan memastikan perusahaan industri mengambil manfaat dari kebijakan ini,” pungkasnya.
Sebagai informasi, PMI Manufaktur Indonesia meningkat di tengah menurunnya indeks tersebut di negara-negara Asia lainnya, seperti Korea Selatan yang menurun dari 49,8 di Juli 2022 menjadi 47,6 di Agustus serta Jepang yang menurun dari 52,1 pada Juli 2022 menjadi 51,5 pada bulan Agustus.***
Baca Juga:
Alokasi APBN Sebesar Rp145 Trliun akan Sia-sia Jika Bulog Serap Gabah Petani di Bawah HPP Rp6.500
Titiek Soeharto Semprot Bulog Tak Mampu Serap Gabah Sesuai Harga Pemerintah dengan Rp6500
Eksepsi Mantan Dirjen Mineral dan Batu Bara KESDM Bambang Gatot Ariyono Ditolak Pengadilan Tipikor
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Bisnisnews.com, semoga bermanfaat.