BISNISNEWS.COM – Riset INDEF dan Continuum Data dilatarbelakangi banyak sekali kejadian dan kebijakan yang muncul pada 2022.
Kelangkaan minyak goreng, ekspor komoditas, kenaikan harga BBM, PPKM, KTT G20, IKN Baru, Mudik diperbolehkan lagi dengan beberapa syarat, Kenaikan cukai rokok dan masih banyak lagi.
Begitu banyak kebijakan, begitu banyak respon keluh kesah harga BBM naik, vaksin terkait kebocoran data.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Nasabah Prioritas Capai 161 Ribu, Kelolaan Aset Wealth Management BRI Tumbuh 23,05%
KPK akan Terbitkan DPO Jika Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor Bersikap Tak Kooperatif
Alexandra Askandar: Pionir ESG dalam Dunia Perbankan Indonesia
SCROLL TO RESUME CONTENT
Atau yang menuai banyak pujian ihwal KTT G20.
Data analisis bersumber dari sosmed twitter 01 Jan – 12 Des 2022. medsos saat ini jadi plafrom yang sangat mainstream dan jadi top platfrom.
Kemudian dilakukan screening media & buzzer free, lalu analisis eskposur perbincangan, analisis sentimen dan analisis topik perbincangan.
Baca Juga:
Dirut BRI Sunarso Dinobatkan Sebagai Best CEO, BRI Raih 3 Penghargaan dalam TOP BUMN Awards 2024
Jokowi Langsung Pulang ke Solo Usai Prabowo Subianto Dilantik Jadi Presiden RI Periode 2024 – 2029
Metodologi: data dari eksposur kementerian di analisis lebih dalam untuk topik analisis, lalu dapatkan topik isu.
Dari topik-topik itu per kementerian, digabungkan sehingga muncul hasil akhir.
Isu atau topik mana yang paling banyak diperbincangkan, dan mana yang paling sedikit.
Dari profil data kementerian dari perbincangan di medsos diperoleh data 1,231,162 perbicangan dari 1,012,299 akun medsos, tentunya semua melalui evaluasi keyword, free buzzer.
Baca Juga:
Pemberdayaan BRI Tingkatkan Skala Usaha Klaster Usaha Rumput Laut Semaya di Nusa Penida, Bali
Pihak Istana Tanggapi Gugatan Perdata yang Dilayangkan oleh Rizieq Shihab kepada Presiden Jokowi
Minergi Media Luncurkan Portal Tambangpost.com Dukung Dukung Hilirisasi Tambang dan Ketahanan Energi
Diperoleh data Kementerian paling popular adalah Kemenkominfo (135 ribu) perbincangan, Kemendag (132 ribu) , Kemenkeu (86 ribu), Kemenhan (81 ribu) , Kesehatan (80,8 ribu)
Kemenag (79 ribu), Kemenpora (70,7 ribu), Kemendagri (51,5 ribu), Kemen BUMN (48,1) ribu, Kemen ATR (47,9 ribu) perbincangan.
Kenapa kementerian-Kementerian di atas bisa paling banyak diperbincangkan? Kominfo cukup dikenal karena kasus kebocoran data dan pemblokiran PSE.
Kebocoran data merupakan ranah Kominfo jadi pasti paling banyak disorot utamanya pemblokiran PSE, tetapi anehnya judi online tidak diblokir.
Kemendag populer karena terjadinya kelangkaan dan kenaikan minyak goreng sebagai imbas dari kenaikan harga pangan.
Padahal pangan adalah salah satu hal mendasar.
Kemen Keuangan popular terkait kebijakan pajak, kenaikan PPN dan cukai rokok dan kebijakan keuangan lainnya.
Kemenhan dikenal dengan isu ketahan nasional dan TNI, Kesehatan karena covid 19, vaksinasi, booster, gagal ginjal dll.
Kemenag karena diperbolehkannya lagi haji setelah pandemi, personal menteri agama yang dinilai kurang pas.
Kemenpora karena kasus Kanjuruhan yang mendunia, Kemendagri karena isu ASN dan PPKM.
Kemen BUMN terkait perkembangan BUMN yang banyak sekali informasi di medsos.
Kemen ATR ihwal reformasi agrarian, dan soal sertifikat tanah yang mendapat sorotan sekian tahun baru didapat.
Positivity Rate Top 10 Kementerian: Kemenkominfo, Kemendag dan Kemenpora mendapat sentiment negatif lebih banyak daripada Kementerian yang lain.
Sentimen negatif masyarakat akibat kekecewaan terhadap berbagai kebijakan yang diterapkan Kementerian, mulai dari kritik hingga keluh kesah.
Kominfo mendapat sentiment negatif karena kasus Pemblokiran PSE dan kebocoran data,
Kemendag karena isu kelangkaan minyak goreng, Kemenag karena sikap personal menteri agama yang berimbas pada kementerian, dan Kemenpora karena kasus Kanjuruhan.
Sementara Kemengterian ATR mendapat positivity rate paling tinggi, ketika masyarakat merasakaan sangat terbantu dalam urusan akta tanah, pelaporan masalah tanah, dll.
Menteri Paling Populer diperoleh dari data perbincangan yakni : Prabowo (475 ribu perbincangan), Machfud MD (410 ribu), Erick Thohir (313 ribu), Menag (324 ribu).
Menjadi pertanyaan, apakah kepopuleran tersebut dominan terkait kebijakan lembaga atau ketokohan?
Menhan terkenal karena : isu pertahanan, TNI dan dihubungkan dengan kontestasi 2024.
Machfud MD selain isu separatisme radikalisme, agama, dan perundangan,
Erick Thohir karena kinerja BUMN, juga kontestasi 2024, Menag terkait person menteri yang dinilai kontroversial. Menkeu Sri Mulyani terkenal karena kenaikan pajak, dll.
Menkoinvest: kelangkaan minyak goreng, investasi, dan isu lain yang turut dibawahinya. Menkumham: isu HAM, KUHP Baru, Mendagri karena isu ASN, politik, pandemi.
Menteri Kominfo karena lembaganya disorot, tetapi figure menterinya juga juga disorot.
Dari data perbicangan di medsos, ternyata kepopuleran figure menteri dua kali lipat lebih banyak dibanding lembaganya.
Oleh: Wahyu Tri Utomo, Data Analyst continuum INDEF, Felia Pratikasari, Business Development Continuum INDEF.
Disarikan dari Diskusi Publik INDEF – Kaledioskop Kabinet Indonesia Maju 2022 “Sepak Terjang Kebijakan Kabinet Indonesia Maju dan Respon Masyarakat Melalui Pendekatan Big Data” (23/12/2022).***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Bisnisnews.com, semoga bermanfaat.