Menanam Tanaman Produktif di Lahan Kritis, BRI Grow & Green Berdayakan Dua Kelompok Tani di Bali

- Pewarta

Jumat, 19 Januari 2024 - 18:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Guna melakukan pemberdayaan, Program BRI Menanam Grow & Green yang berkolaborasi dengan Yayasan Bakau Manfaat Universal. (Dok. BRI)

Guna melakukan pemberdayaan, Program BRI Menanam Grow & Green yang berkolaborasi dengan Yayasan Bakau Manfaat Universal. (Dok. BRI)

BISNISNEWS.COM – Banyak bukti nyata diperlihatkan oleh perusahaan dalam melestarikan lingkungan.

Salah satunya melalui kegiatan penanaman pohon di lahan kritis.

Langkah ini tidak hanya membantu mengurangi dampak buruk dari lahan kritis, tetapi juga sebagai upaya nyata menjaga lingkungan serta ikut memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Upaya nyata mendorong kelestarian lingkungan juga dilakukan BRI melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli, yaitu program BRI Menanam Grow & Green yang berkolaborasi dengan Yayasan Bakau Manfaat Universal, melakukan pemberdayaan kepada 2 (Dua) Kelompok Tani Hutan (KTH) yaitu KTH Wana Asri dan KTH Giri Lestari di Desa Belatungan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Bali

Pemberdayaan dilakukan melalui kegiatan penanaman 6.800 bibit pohon produktif yang terdiri dari 5.100 bibit pohon durian dan 1.700 bibit pohon alpukat pada Rabu (20/12/2023) di wilayah tersebut.

Ketua KTH Wana Asri I Made Sudarma menjelaskan bahwa, kelompok tani tersebut dibentuk pada 2021 dengan jumlah anggota sebanyak 223 orang yang berasal dari enam banjar di desa tersebut.

Kelompok tani ini dibentuk untuk memanfaatkan wilayah kelola lahan yang sesuai dengan potensinya. Beragam aktivitas kelompok pun dilakukan dalam rangka rehabilitasi lahan.

Sebelumnya masyarakat di wilayah tersebut menanam tanaman produksi seperti kakao dan pisang yang dianggap merusak lingkungan karena pengelolaannya yang cukup kompleks, hingga akhirnya KTH Wana Asri diberikan pembinaan dan beralih ke penanaman tanaman pohon di luas area sekitar 270 hektare.

“Dulunya para petani bekerja merambah hutan dan karena aktivitas yang dilakukan merusak hutan, maka kami kumpulkan dan kami bina dalam wadah kelompok tani,” ujar Made.

Sementara itu Ketua KTH Giri Lestari, I Nyoman Agus Kartikayasa mengatakan bahwa kelompok tani tersebut berdiri sejak 2016 dan mengelola area hutan seluas 240 hektare.

Adanya pembentukan kelompok tani ini mampu meningkatkan kesejahteraan dan keseimbangan masyarakat di sekitar area hutan.

“Bibit yang kami terima itu akan ditanam dalam waktu 3-5 tahun.”

“Kami juga akan mendapat pembinaan dari BRI mengenai proses penanaman dan pengolahannya untuk menunjang ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Ekosistem Berkelanjutan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Kegiatan penanaman pohon di lahan kritis merupakan bentuk nyata upaya BRI dalam mendorong pemulihan dan pelestarian ekosistem yang berkelanjutan melalui penyusunan desain program, penyediaan bibit, penanaman, pemeliharaan dan pendataan kondisi perkembangan tanaman selama tiga tahun.

Selain memiliki kontribusi terhadap lingkungan, program ini juga memberikan dampak sosial berupa kegiatan pemberdayaan kepada kelompok tani serta mendorong ekonomi anggota kelompok dengan adanya tambahan pendapatan bagi petani.

“Kami sangat berterima kasih karena sangat terbantu dengan program ini.”

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

“Kami berharap semua bibit unggul yang diterima bisa dipanen dengan hasil yang nantinya dapat membantu ekonomi masyarakat.”

“Masyarakat kami di sini masih kurang mendapatkan bibit unggul, ini tentunya sangat membantu kami dalam pengelolaan area hutan,” kata Komang.

Terkait dengan hal tersebut Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa kegiatan penanaman pohon produktif merupakan upaya nyata BRI dalam membantu Pemerintah mengurangi dampak buruk dari lahan kritis seperti banjir, longsor dan kekeringan, serta berkontribusi dalam pengurangan emisi dan adaptasi perubahan iklim.

Saat ini Indonesia menghadapi adanya 14 juta lahan kritis yang disebabkan degradasi lahan berupa pengurangan status lahan secara fisik, kimia dan atau biologi karena aktivitas illegal logging, kebakaran hutan atau alih fungsi hutan.

“Penanaman pohon produktif juga diharapkan mampu membantu perekonomian masyarakat.”

“Kami juga memastikan bahwa pohon-pohon produktif yang ditanam tersebut mendapat perawatan dan pendampingan sehingga pada akhirnya bisa dipanen dan membantu perekonomian anggota kelompok”, imbuh Catur.

Sebagai informasi, BRI Menanam Grow & Green sebelumnya sukses menanam 10.000 bibit Mangrove di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi, penanaman 2.500 bibit Durian di Berau, Kalimantan Timur, penanaman 500 tanaman Mangrove di Kelurahan Pulau Tidung, Kab. Kepulauan Seribu dan penanaman 2.500 bibit pohon yang terdiri dari bibit Kopi, Pinus dan Aren di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara serta kegiatan tranplantasi terumbu karang di Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.***

Berita Terkait

Kementerian Pertanian Dapat Tambahan Anggaran Sebesar 21,49 Triliun di 2025 Menjadi Rp 29,37 Triliun
Minta Menteri Tak Keluarkan Kebijakan Ekstrem Terkait Hajat Orang Banyak, Ini Penjelasan Presiden Jokowi
Agro Media Network Luncurkan Portal Sawitpost.com, Dukung Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi Nasional
Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Bapanas Siap Sokong dengan Cadangan Pangan Pemerintah
Program Pengelolaan Penerimaan Negara Tahun 2025 Disebut Thomas Djiwandono untuk Hasilkan Penerimaan yang Optimal
CSA Index September 2024 Meningkat Signifikan, Pelaku Pasar Optimis IHSG Terus Menguat Meski Ada Risiko Koreksi
Realisasi Target Investasi pada Semester I tahun 2024 Telah Mencapai Rp829,9 Triliun, Tembus 50 Persen
Transisi Energi Bisa Hemat Subsidi Rp45 Triliun hingga Rp90 Triiun, Begini Penjelasan Luhut Pandjaitan
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Jumat, 13 September 2024 - 20:07 WIB

Kementerian Pertanian Dapat Tambahan Anggaran Sebesar 21,49 Triliun di 2025 Menjadi Rp 29,37 Triliun

Jumat, 13 September 2024 - 17:12 WIB

Minta Menteri Tak Keluarkan Kebijakan Ekstrem Terkait Hajat Orang Banyak, Ini Penjelasan Presiden Jokowi

Kamis, 12 September 2024 - 11:29 WIB

Agro Media Network Luncurkan Portal Sawitpost.com, Dukung Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi Nasional

Kamis, 12 September 2024 - 06:58 WIB

Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Bapanas Siap Sokong dengan Cadangan Pangan Pemerintah

Rabu, 11 September 2024 - 10:45 WIB

Program Pengelolaan Penerimaan Negara Tahun 2025 Disebut Thomas Djiwandono untuk Hasilkan Penerimaan yang Optimal

Kamis, 5 September 2024 - 12:07 WIB

CSA Index September 2024 Meningkat Signifikan, Pelaku Pasar Optimis IHSG Terus Menguat Meski Ada Risiko Koreksi

Rabu, 4 September 2024 - 14:34 WIB

Realisasi Target Investasi pada Semester I tahun 2024 Telah Mencapai Rp829,9 Triliun, Tembus 50 Persen

Rabu, 4 September 2024 - 09:27 WIB

Transisi Energi Bisa Hemat Subsidi Rp45 Triliun hingga Rp90 Triiun, Begini Penjelasan Luhut Pandjaitan

Berita Terbaru