Lewat BRInita, Kampung Hijau Kemuning Tangerang Sulap Lahan Sempit Jadi Makin Produktif

- Pewarta

Kamis, 14 Maret 2024 - 17:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Satu wilayah yang menerapkan pengembangan dan budi daya tanaman hidroponik adalah Kampung Hijau Kemuning yang merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Curug, Kelurahan Binong, Kabupaten Tangerang. (Dok. BRI)

Satu wilayah yang menerapkan pengembangan dan budi daya tanaman hidroponik adalah Kampung Hijau Kemuning yang merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Curug, Kelurahan Binong, Kabupaten Tangerang. (Dok. BRI)

BISNISNEWS.COM – Pertanian berkelanjutan menjadi salah satu instrumen penting dalam menjaga ketahanan pangan saat ini.

Pasalnya, pertanian berkelanjutan bisa menjadi solusi guna memenuhi kebutuhan pangan di tengah tantangan lingkungan dan lahan produktif yang semakin terbatas.

Salah satu langkah pertanian berkelanjutan yang dilakukan saat ini adalah budi daya tanaman hidroponik.

Tanaman hidroponik banyak dipilih sebagai metode penanaman karena efisiensi air yang tinggi, penggunaan lahan sedikit, dan hasil panen lebih cepat dibandingkan dengan pertanian konvensional.

Satu wilayah yang menerapkan pengembangan dan budi daya tanaman hidroponik adalah Kampung Hijau Kemuning yang merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Curug, Kelurahan Binong, Kabupaten Tangerang.

Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Kampung Hijau Kemuning, Widi mengungkapkan bahwa budi daya tanaman hidroponik yang dilakukan warga Kampung Kemuning merupakan inisiatif warga karena menginginkan sebuah perubahan.

“Karena meski lahan yang ada di Kampung Hijau Kemuning itu sempit, dengan inisiatif tersebut, kami bisa mewujudkan lingkungan yang bersih, indah, rapi, dan hijau,” ungkapnya.

Widi menuturkan, salah satu fasilitas umum di wilayahnya yang tadinya hanya lahan kosong dan tidak terawat akhirnya dimanfaatkan untuk berkebun.

Lahan kosong tersebut dimanfaatkan oleh warga Kampung Hijau Kemuning untuk penanaman toga, sayuran, kunyit, dan bunga telang guna menunjang ketahanan pangan warga sekitar.

“Ada juga greenhouse untuk hidroponik, kemudian rambatan untuk menanam berbagai macam sayuran seperti oyong dan bunga telang yang dapat dimanfaatkan untuk produk-produk Kampung Hijau Kemuning,” ungkapnya.

Budidaya Tanaman Toga

Urban Farming yang dijalankan oleh warga Kampung Hijau Kemuning secara khusus dimanfaatkan warga untuk menanam tanaman obat-obatan keluarga (Tanaman Toga).

Widi pun menyebut bahwa dengan berbagai hasil dari tanaman hidroponik Kampung Hijau Kemuning bisa mendapatkan penghasilan sekaligus memberi manfaat yang besar bagi warga sekitar.

Hasil pengolahan tanaman hidroponik ini selanjutnya diolah untuk produk minuman kemasan alami pencegah penyakit, seperti minuman temulawak, kunyit asem, wedang jahe, empon-empon, beras kencur dan ekstrak jahe merah.

“Kami pun bisa menjual sayuran dan dari penanaman kunyit serta bunga telang, juga bisa dimanfaatkan untuk produk minuman tradisional, yakni kunyit asam dan teh bunga telang. Hasil dari jualan tersebut juga kami manfaatkan untuk pembelian bibit tanaman,” ungkapnya.

Masyarakat dapat membeli produk-produk hasil olahan Kampung Hijau Kemuning melalui instagram @hijaukemuning, ataupun membeli secara langsung ke lokasi.

Pertanian berkelanjutan yang dijalankan oleh warga Kampung Hijau Kemuning tak lepas dari andil BRI melalui program BRInita (BRI Bertani di Kota).

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Dalam program ini, BRI menyalurkan bantuan Urban Farming berupa pembangunan fisik seperti rumah tanaman atau green house.

Tidak hanya pada bantuan infrastruktur urban farming itu sendiri, BRI juga melalukan pembinaan bagi penerima manfaat berupa pelatihan pengelolaan urban farming dengan menggandeng tenaga ahli/instansi terkait serta melakukan monitoring kegiatan urban farming dan melakukan pengembangan hasil urban farming sehingga mampu menambah nilai ekonomis seperti penjualan, pengelolaan, packaging dan pemasaran.

“Kami juga mendapatkan pelatihan untuk pengemasan produk-produk hasil tanaman dan membuat jenis kemasan yang tepat untuk masing-masing hasil panen”, imbuh Widi.

Pada kesempatan terpisah, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menambahkan, BRI terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan menyalurkan program-program yang secara yang secara nyata dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan.

Program BRInita menjadi merupakan salah komitmen nyata BRI bagi pelestarian lingkungan di tengah kota yang memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman.

“Program ini tidak hanya di satu titik saja, tetapi di 21 titik di Indonesia.”

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

“Dengan bantuan infrastruktur yang kami berikan, harapannya program ini secara kontinyu terus berjalan sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat.”

“Kisah inspiratif yang ditunjukkan oleh KWT Kampung Hijau Kemuning diharapkan dapat ditiru oleh kelompok-kelompok lainnya” tegasnya***

Berita Terkait

Kementan akan Bagikan Benih Gratis untuk Para Petani yang Lakukan Percepatan Tanam di Oktober 2024
Wamentan Sudaryono Pastikan Ketersediaan Pupuk Aman, Dorong Petani Tanam di Bulan Oktober 2024
Wamentan Sudaryono Minta Jajaran Kementan Maksimalkan Pelayanan Terhadap Petani dengan Sepenuh Hati
Dorong ‘Pariwisata Hijau’ Mandalika, BRI Ajak Pembalap MotoGP Tanam Pohon Demi Keseimbangan Lingkungan
Butuh Pencitraan dan Pemulihan Citra di Media Ekonomi dan Bisnis? Rilispers.com Melayani Publikasi Khusus
Direktur Utama BRI Sunarso Ungkap Pentingnya Memformalkan UMKM untuk Peningkatan Tax Ratio
APBN akan Difokuskan untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat dalam Jangka Panjang
Menghemat Devisa Negara Sebesar Rp404,32 Triliun, Bahan Bakar Minyak Biodiesel Capuran B40
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 13:18 WIB

Kementan akan Bagikan Benih Gratis untuk Para Petani yang Lakukan Percepatan Tanam di Oktober 2024

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 09:43 WIB

Wamentan Sudaryono Pastikan Ketersediaan Pupuk Aman, Dorong Petani Tanam di Bulan Oktober 2024

Rabu, 2 Oktober 2024 - 15:19 WIB

Wamentan Sudaryono Minta Jajaran Kementan Maksimalkan Pelayanan Terhadap Petani dengan Sepenuh Hati

Jumat, 27 September 2024 - 10:41 WIB

Dorong ‘Pariwisata Hijau’ Mandalika, BRI Ajak Pembalap MotoGP Tanam Pohon Demi Keseimbangan Lingkungan

Kamis, 26 September 2024 - 16:01 WIB

Butuh Pencitraan dan Pemulihan Citra di Media Ekonomi dan Bisnis? Rilispers.com Melayani Publikasi Khusus

Rabu, 25 September 2024 - 14:33 WIB

Direktur Utama BRI Sunarso Ungkap Pentingnya Memformalkan UMKM untuk Peningkatan Tax Ratio

Rabu, 25 September 2024 - 11:29 WIB

APBN akan Difokuskan untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat dalam Jangka Panjang

Rabu, 25 September 2024 - 08:54 WIB

Menghemat Devisa Negara Sebesar Rp404,32 Triliun, Bahan Bakar Minyak Biodiesel Capuran B40

Berita Terbaru