BISNIS NEWS – Indonesia memiliki target untuk mencapai netral karbon dunia pada 2050 dan menjaga peningkatan suhu pada 1,5 derajat Celcius.
Hal ini pun diwujudkan ke dalam tiga prioritas utama penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di tahun 2022, khususnya dalam poin transisi energi nol bersih.
“Sebagai ketua panitia penyelenggara G20 Indonesia di tahun 2022, saya menyambut baik BloombergNEF (BNEF) Net Zero Summit pertama di Bali pada 12 November 2022,” ucap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan pada Senin (18-04-2022) dalam acara pengumuman BloombergNEF Summit Bali.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Nasabah Prioritas Capai 161 Ribu, Kelolaan Aset Wealth Management BRI Tumbuh 23,05%
KPK akan Terbitkan DPO Jika Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor Bersikap Tak Kooperatif
Alexandra Askandar: Pionir ESG dalam Dunia Perbankan Indonesia
SCROLL TO RESUME CONTENT
Melalui BNEF Summit di Bali beberapa waktu mendatang, Menko Luhut berharap akan ada masukan dari para pemimpin bisnis global dan investor di untuk mencapai netral karbon atau _net zero emission sebagai upaya memajukan pemulihan global pasca pandemi.
Selain itu, BNEF Summit juga akan dijadikan sebagai momen perancangan strategi yang memanfaatkan teknologi untuk membangun masa depan yang lebih kompetitif.
“Momentum tersebut akan mampu memperluas koneksi dan kolaborasi dari yang semula hanya antara sektor swasta dan publik yang ada di Indonesia,” pungkas Menko Luhut.
Baca Juga:
Dirut BRI Sunarso Dinobatkan Sebagai Best CEO, BRI Raih 3 Penghargaan dalam TOP BUMN Awards 2024
Jokowi Langsung Pulang ke Solo Usai Prabowo Subianto Dilantik Jadi Presiden RI Periode 2024 – 2029
Summit bertema net zero ini akan mempertemukan 300 pemimpin bisnis, serta investor global dan lokal untuk mengeksplorasi peluang pertumbuhan dalam transisi energi ke masa depan nol bersih dan upaya dekarbonisasi negara.
Hal ini perlu dibahas untuk memperjuangkan transisi energi dan mekanisme pembiayaan berkelanjutan sehubungan dengan kepemimpinan G20—selain nantinya akan diadakan side event G20 dan B20.
Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Ambisi dan Solusi Iklim sekaligus Pendiri Bloomberg L.P.
Dan Bloomberg Philanthropies serta anggota Kaukus Advokasi Internasional B20, Michael R.
Baca Juga:
Pemberdayaan BRI Tingkatkan Skala Usaha Klaster Usaha Rumput Laut Semaya di Nusa Penida, Bali
Pihak Istana Tanggapi Gugatan Perdata yang Dilayangkan oleh Rizieq Shihab kepada Presiden Jokowi
Minergi Media Luncurkan Portal Tambangpost.com Dukung Dukung Hilirisasi Tambang dan Ketahanan Energi
Bloomberg, menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan memiliki potensi besar untuk pengembangan energi bersih, akan mampu membantu memperkuat transisi kawasan dari bahan bakar fosil.
“Dengan melakukan hal tersebut, Indonesia dapat menunjukkan bagaimana investasi yang diperlukan untuk melawan perubahan iklim, juga menciptakan lapangan kerja lokal.”
“Mendukung kewirausahaan, dan menumbuhkan ekonomi,” tuturnya dalam acara yang sama.
“Let’s recover together, recover stronger,” ajak Menko Luhut dalam kesempatan yang sama selagi mengulang tema Presidensi G20 di Indonesia.
Sebagai informasi, Indonesia sudah lama memberikan perhatian pada nol bersih emisi.
Diketahui sebelumnya, telah diselenggarakan COP26 di Glasglow dan London dan delegasi Indonesia telah berkunjung ke sana.*