Inilah Tanda-tanda Surammya Proyek Insfrastruktur Akibat Krisis dan Resesi Dunia

- Pewarta

Kamis, 18 Agustus 2022 - 17:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi kereta cepat Jakarta Bandung. (Instagram.com/@keretacepat_id)

Ilustrasi kereta cepat Jakarta Bandung. (Instagram.com/@keretacepat_id)

BISNIS NEWS – Pada Selasa 16 Agustus 2022 Presiden Jokowi menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka HUT proklamasi ke 77 Kemerdekaan RI.

Pada pidato kenegaraan tersebut Presiden Jokowi berbicara tentang tantangan global yang kian tidak pasti, situasi Pandemi yang masih belum usai ditambah dengan perang Rusia – Ukraina yang masih terus terjadi saat ini.

Dalam pidato kali ini ada hal yang menarik yaitu tidak ada nya kata “infrastruktur” yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya.

Dan ini adalah kali kedua kata infrastruktur tidak muncul dalam pidato kenegaraan Presiden Jokowi sebelumnya yaitu pada pidato kenegaraan presiden Jokowi tahun 2020.

Dimana saat itu fokus negara adalah pada penyelesaian Pandemi Covid 19 yang sedang mengggila saat itu dimana banyak anggaran di relokasi untuk penanganan Covid 19.

Kata infrastruktur juga kerap menghiasi pidato kenegaraan Jokowi setiap tahunnya.

Berdasarkan catatan beberapa media disebutkan bahwa Pada 2015, kata infrastruktur yang keluar dari pidato Jokowi mencapai 6 kata.

Kemudian pada 2016, kata infrastruktur yang keluar sebanyak 15 kata, 2017 sebanyak 5 kata, 2018 sebanyak 8 kata, 2019 sebanyak 2 kata.

Dan terakhir pada 2021 lalu sebanyak 2 kata infrastruktur yang keluar di pidato kenegaraan Jokowi.

Sehingga ketika tahun ini kata infrastruktur tidak keluar dalam pidato Jokowi tentunya menjadi pertanyaan besar.

Ada yang menduga tidak munculnya kata infrastruktur dalam pidato kenegaraan presiden Jokowi tahun ini adalah pertanda akan suramnya proyek infrastruktur akibat krisis yang terjadi saat ini.

Kondisi ekonomi dunia saat ini memang sedang tidak baik baik saja. Efek resesi global sangat dirasakan oleh berbagai negara.

Bahkan ada yang Perdana Menterinya sampai mundur akibat situasi yang terjadi di Sri Lanka.

Dalam situasi saat ini pemerintah memang harus bijak memilih prioritas program yang akan dilakukan nya.

Membuat infrastruktur dan proyek proyek mercusuar lainnya seperti pembangunan IKN dan Kereta Api Cepat dalam situasi dimana rakyat sedang sulit bukanlah satu pilihan yang tepat.

Yang menjadi menarik adalah ketika kata infrastruktur tidak muncul dalam pidato Kenegaraan Jokowi sementara proyek mercusuar Pembangunan Ibukota Baru dan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung tetap dipaksakan untuk terus dijalankan bukankah ini satu hal yang Paradox dalam kebijakan pemerintah saat ini.

Kita sangat menanti sikap Kenegarawanan Presiden Jokowi bahwa saat ini kondisi dunia dalam situasi yang suram.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Hilangnya kata infrastruktur dalam pidato kenegaraan presiden Jokowi juga adalah suatu pertanda bahwa bukan pilihan yang tepat jika tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur dengan dana besar.

Sementara perut rakyat semakin lapar karena situasi ekonomi yang sulit masih terjadi, PHK dimana mana dan pengangguran terus bertambah setiap harinya.

Semoga Pemerintah Mau Berfikir Waras. Sekian.

Opini:  Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute.***

Berita Terkait

Sri Mulyani Bertemu dengan 40 Pengusaha US – ASEAN Business Council, Bahas Prioritas Ekonomi Indonesia
Penurunan Produksi Masih Terus Berlangsung Jadi Tantangan Utama yang Dihadapi Industri Hulu Migas Saat Ini
Di Hadapan Para Pimpinan Perusahaan AS – ASEAN, Prabowo Subianto Puji Kinerja Kabinet Merah Putih
Prabowo Subianto Berharap Tahun 2025 Tak Impor Beras, Tren Produksi Pangan Indonesia Meningkat
Dukung Stabilitas Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif, BRI Raih 2 Penghargaan Bank Indonesia Awards 2024
Kadin Indonesia Beber Alasan Minta Kenaikan Tarif Pajak Pertambahan Nilai Sebesar 12 Persen Ditunda
Konsisten Meningkatkan Kualitas Implementasi GCG, BNI Kembali Raih Predikat ‘The Best Overall in Corporate Governance’
Unggul dalam Tata Kelola, BRI Dinobatkan Sebagai The Most Trusted Company 2024
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Rabu, 4 Desember 2024 - 14:44 WIB

Sri Mulyani Bertemu dengan 40 Pengusaha US – ASEAN Business Council, Bahas Prioritas Ekonomi Indonesia

Rabu, 4 Desember 2024 - 07:42 WIB

Penurunan Produksi Masih Terus Berlangsung Jadi Tantangan Utama yang Dihadapi Industri Hulu Migas Saat Ini

Selasa, 3 Desember 2024 - 16:24 WIB

Di Hadapan Para Pimpinan Perusahaan AS – ASEAN, Prabowo Subianto Puji Kinerja Kabinet Merah Putih

Selasa, 3 Desember 2024 - 14:31 WIB

Prabowo Subianto Berharap Tahun 2025 Tak Impor Beras, Tren Produksi Pangan Indonesia Meningkat

Senin, 2 Desember 2024 - 10:37 WIB

Dukung Stabilitas Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif, BRI Raih 2 Penghargaan Bank Indonesia Awards 2024

Sabtu, 30 November 2024 - 10:00 WIB

Kadin Indonesia Beber Alasan Minta Kenaikan Tarif Pajak Pertambahan Nilai Sebesar 12 Persen Ditunda

Kamis, 28 November 2024 - 20:42 WIB

Konsisten Meningkatkan Kualitas Implementasi GCG, BNI Kembali Raih Predikat ‘The Best Overall in Corporate Governance’

Kamis, 28 November 2024 - 13:04 WIB

Unggul dalam Tata Kelola, BRI Dinobatkan Sebagai The Most Trusted Company 2024

Berita Terbaru