Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global, Pemerintah Benahi Hal-Hal Fundamental

- Pewarta

Kamis, 29 September 2022 - 16:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Jokowi saat menghadiri acara UOB Economic Outlook 2023 yang digelar di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. (Dok. Setkab.go.id)

Presiden Jokowi saat menghadiri acara UOB Economic Outlook 2023 yang digelar di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. (Dok. Setkab.go.id)

BISNIS NEWS – Pemerintah terus membenahi berbagai hal fundamental di tengah situasi sulit perekonomian global yang disebabkan oleh berbagai krisis.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa salah satu hal fundamental tersebut adalah pembangunan infrastruktur guna mendongkrak daya saing Indonesia di dunia internasional.

Hal tersebut diutarakan oleh Presiden saat menyampaikan sambutan pada acara United Overseas Bank (UOB) Economic Outlook 2023 yang digelar di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, pada Kamis 29 September 2022.

“Kita tetap konsisten membenahi hal-hal yang fundamental. Infrastruktur terus, karena di situlah fondasi kita dalam jangka menengah dan panjang bisa kita perbaiki karena ini menyangkut nanti daya saing, competitiveness.”

“Enggak akan bisa kita bersaing dengan negara lain kalau konektivitas, conectivity tidak kita miliki dengan baik,” ujarnya.

“Jalan, airport, pelabuhan, pembangkit listrik, itu kunci, kunci dasar kalau kita ingin bersaing dengan negara lain. Kalau itu kita tidak memiliki, kalau stok infrastruktur kita rendah, mana bisa kita bisa bersaing dengan negara-negara lain,” imbuhnya.

Hal fundamental kedua yang dilakukan oleh pemerintah yaitu hilirisasi. Presiden mengingatkan agar Indonesia tidak lagi mengekspor berbagai komoditas tambang dalam bentuk bahan mentah saja.

Kepala Negara memberi contoh penghentian ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah telah berhasil mendongkrak nilai ekspornya menjadi berkali-kali lipat.

“Nikel setiap tahun pada saat ekspor kita mentah, kira-kira empat tahun yang lalu dan sebelumnya hanya 1,1 miliar dolar AS. Artinya, ekspor kita setahun hanya Rp15 triliun.”

“Begitu kita hentikan, coba cek tahun 2021, 20,9 miliar dolar AS, meloncat dari 1,1 ke 20,9, dari kira-kira Rp15 triliun melompak ke Rp360 triliun.”

“Baru nikel, nanti kita stop lagi timah, kita stop lagi tembaga, kita stop lagi bahan-bahan mentah yang kita ekspor mentahan,” paparnya.

Selanjutnya, hal fundamental berikutnya yang menjadi fokus pemerintah adalah ketahanan pangan dan energi.

Untuk ketahanan energi, Presiden mencontohkan penggunaan biosolar B30 yang diharapkan dapat meningkat menjadi B40 sehingga bisa membantu meningkatkan ketahanan energi di tengah krisis energi yang melanda dunia.

Terkait krisis pangan, Presiden menjelaskan bahwa saat ini 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan pangan akut dan 19.700 orang meninggal setiap harinya karena kelaparan.

Presiden mengajak semua pihak untuk bersyukur karena Indonesia masih memiliki ketahanan pangan yang baik, salah satunya dibuktikan dengan swasembada beras sejak 2019.

“Agustus yang lalu kita mendapatkan pengakuan dari International Rice Research Institute bahwa sejak 2019 kita telah swasembada beras dan sistem ketahanan pangan kita dinilai baik.”

“Ini yang terus kita jaga, syukur-syukur kita bisa kelebihan produksi yang banyak. Kenapa kita sekarang ingin bangun food estate, supaya ada kelebihan produksi.”

“Selain menjaga ketahanan pangan kita, kita juga bisa membantu negara lain dalam hal urusan pangan, kita ekspor,” tandasnya.***

Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Bisnisnews.com, semoga bermanfaat.

Berita Terkait

PPJKI dan BPKH Dorong Transformasi Dana Umat Melalui Seminar Nasional Strategi Sovereign Halal Fund 2025
Presiden Prabowo Bangga Melihat Lahan Rawa Jadi Sawah Produktif di Sumsel, Didampingi Mentan Amran
BRI Hadirkan Layanan Keuangan Hingga ke Pelosok Negeri, 1,2 Juta AgenBRILink Jangkau 88% Wilayah Indonesia
Maknai Hari Kartini, BRI Berdayakan Wanita Indonesia Melalui Program BRInita
Pemegang Saham BBRI Panen Dividen Final Senilai Rp31,4 Triliun pada Hari Rabu Ini 23 Mei 2025
Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri Tanggapi Kebijakan Tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Peningkatan Penggunaan JakCard di Tempat Wisata Selama Libur Lebaran
Gebrakan Presiden Prabowo Subianto Jaga Optimisme Ekonomi RI di Tengah Disrupsi Tarif Amerika Serikat

Berita Terkait

Kamis, 24 April 2025 - 16:46 WIB

PPJKI dan BPKH Dorong Transformasi Dana Umat Melalui Seminar Nasional Strategi Sovereign Halal Fund 2025

Kamis, 24 April 2025 - 15:57 WIB

Presiden Prabowo Bangga Melihat Lahan Rawa Jadi Sawah Produktif di Sumsel, Didampingi Mentan Amran

Rabu, 23 April 2025 - 20:56 WIB

Maknai Hari Kartini, BRI Berdayakan Wanita Indonesia Melalui Program BRInita

Rabu, 23 April 2025 - 11:15 WIB

Pemegang Saham BBRI Panen Dividen Final Senilai Rp31,4 Triliun pada Hari Rabu Ini 23 Mei 2025

Selasa, 8 April 2025 - 09:34 WIB

Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri Tanggapi Kebijakan Tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump

Berita Terbaru