BISNISNEWS.COM – Masyarakat sekarang sudah sangat pandai dan serba penasaran.
Jika ada penyelewengan apapun tentunya masyarakat punya daya analisis yang baik sehingga serapat apapun bau itu ditutup pasti akan tercium juga.
Belakangan ini masyarakat ada yang berinisiatif menguji kualitas pertalite yang sesungguhnya yang seharusnya RON 90 ternyata hanya RON 86 atau sekelas jenis premium yang sudah tidak ada dipasaran.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
SCROLL TO RESUME CONTENT
Isu tersebut telah memberikan preseden buruk terhadap kinerja dan personil-personil di pertamina.
Inisiatif masyarakat dalam menguji RON pertalite ini menjadi indikator bahwa kepercayaan publik kepada pertamina dan BUMN secara umum sudah sangat buruk.
Pertamina harus melakukan investigasi terkait ini. Ini adalah pembohongan publik jika benar. Harus check Pertalite yang beredar dilapangan.
Baca Juga:
Berawal dari Karyawan Minimarket, Toko Ini Berkembang Pesat Berkat Kemitraan dengan AgenBRILink
Nasabah Prioritas Capai 161 Ribu, Kelolaan Aset Wealth Management BRI Tumbuh 23,05%
KPK akan Terbitkan DPO Jika Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor Bersikap Tak Kooperatif
Dan tentunya jika ada oknum yang mengotak-atik atau mengakali RON pertalite sehingga tidak sesuai dengan yang semestinya maka harus ditindak tegas. Karena ini bentuk penipuan terhadap publik.
Keberadaan BBM pertalite dan pertamax saja secara kualitas RON kalah oleh Petronas Malaysia yang menjual BBM tidak hanya dengan harga yang rendah tapi juga kualitas RON yang tinggi.
Jika RON 90 untuk pertalite saja di utak atik akan sangat mencoreng citra Pertamina. Indonesia jadi terkesan bangsa yang rendahan.
Rekomendasi kedepan seharusnya kementerian ESDM melakukan investigasi bersama pihak independen untuk meneliti uji pertalite RON 90.
Baca Juga:
Alexandra Askandar: Pionir ESG dalam Dunia Perbankan Indonesia
Dirut BRI Sunarso Dinobatkan Sebagai Best CEO, BRI Raih 3 Penghargaan dalam TOP BUMN Awards 2024
Dan jika sudah ditemukan biang masalahnya harus bisa dikomunikasikan secara transparan kepada publik.
Tidak boleh ada upaya-upaya menutup-nutupi apalagi mengkriminalisasi penguji kualitas RON pertalite tersebut dengan alasan bikin kegaduhan, kecuali jika ternyata yang diuji adalah BBM oplosan.
Media memberitakan bahwa banyak publik merasakan sejak pertalite naik menjadi Rp10,000 jenis pertalite ini menguap lebih cepat. Jadi adanya temuan ini membuat hal tersebut jadi masuk akal.
Isu ini dibantah oleh Pertamina. Media-media memberitakan bahwa Pertamina sudah melakukan klarifikasi.
Pertamina mengklarifikasi bahwa tidak ada perubahan spesifikasi yang dilakukan.
Pertamina menjamin bahwa seluruh produk BBM yang disalurkan ke SPBU ataupun Pertashop sesuai dengan standar spesifikasi yang telah ditentukan.
Walaupun demikian secara kelembagaan Pertamina harus tetap menyelidiki permasalahan ini sebab isu tersebut telah merusak kredibilitas pertamina.
Termasuk kemungkinan bila ada oknum Pertamina yang bertindak diluar ketentuan, pertamina juga harus terbuka membuka peluang.
Menghukum adanya oknum internal yang sengaja ingin memperkaya diri sendiri dengan mengurangi standar pertalite.
Investigasi harus tetap dilakukan, jangan hanya klaim sepihak Pertamina saja.
Sebab klaim Pertamina dinilai publik tidak dapat dipercaya. Ini gawat, dampaknya berbahaya buat masa depan pertamina sendiri.
Opini: Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute.***