Beban Pelaku UMKM Semakin Berat Saat Eskalasi Geopolitik Meningkat, Ekonom Beri Penjelasan

- Pewarta

Minggu, 21 April 2024 - 11:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Center of Digital Economy and Small and Micro Enterprises (SMEs) INDEF Eisha Maghfiruha Rachbini. (Dok. INDEF)

Kepala Center of Digital Economy and Small and Micro Enterprises (SMEs) INDEF Eisha Maghfiruha Rachbini. (Dok. INDEF)

BISNISNEWS.COM – Kurs rupiah yang tinggi akibat eskalasi geopolitik yang meningkat dapat meningkatkan beban pelaku UMKM dan ibu rumah tangga semakin berat.

Konflik terbaru antara Iran dan Israel dipicu oleh serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.

Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan ratusan rudal balistik dan pesawat tanpa awak (drone) ke Israel pada 13 April.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada Jumat (19/4/2024) dini hari waktu setempat, Israel meluncurkan rudal yang diduga menyasar pangkalan udara dekat Kota Isfahan, Iran.

Pada penutupan perdagangan Jumat (19/4/2024) sore, kurs rupiah ditutup meningkat 81 poin atau 0,50 persen.

Menjadi Rp16.260 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.179 per dolar AS.

Depresiasi rupiah yang terjadi saat ini memberikan dampak terhadap bertambahnya biaya produksi, sehingga ikut meningkatkan harga produk.

Kurs yang tinggi dapat membuat pengeluaran para ibu rumah tangga membengkak.

Akibat naiknya harga bahan pokok yang banyak didapatkan secara impor, misalnya beras dan kacang kedelai.

Kepala Center of Digital Economy and Small and Micro Enterprises (SMEs) INDEF Eisha Maghfiruha menyatakan hal tersebut di Jakarta, Sabtu (20/4/2024)

“Kurs rupiah terhadap dolar yang meningkat pasti memberikan dampak terhadap biaya pengeluaran yang lebih besar,” ucap Eisha Maghfiruha.

Dia menympaikan hal itu dalam diskusi daring yang bertajuk “Kebijakan dan Nasib Ekonomi di Tengah Ketegangan Perang Global”.

Selain ibu rumah tangga sebagai konsumen, Eisha menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah yang naik juga memberatkan bagi para pelaku UMKM.

UMKM sebagai produsen juga berat terutama yang menggunakan bahan baku dari luar negeri.

“Kenaikan harga input itu memberikan dampak terhadap biaya produksi,” ujarnya.

Semecara historis saat krisis moneter Asia pada akhir dekade 90-an UMKM merupakan sektor usaha yang mampu bertahan dan menopang perekonomian nasional,

Menurut Eisha Maghfiruha, kondisi UMKM pada masa kini situasinya berbeda.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Menurutnya, dahulu UMKM lebih banyak menggunakan sumber daya lokal, namun kini transaksi dagang semakin terbuka.

Sehingga banyak UMKM yang menggunakan bahan baku impor atau bahkan menjadi reseller produk-produk dari luar negeri.

“Kalau memang (produsen) tidak bisa menahan beban produksi, ya mau tidak mau harus dibebankan kepada harga produk yang lebih tinggi,” kata Eisha.***

Berita Terkait

Kisah Kursumawati, Wanita Hebat AgenBRILink Dorong Literasi Keuangan di Serbalawan, Medan, Sumatera Utara
Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omset Usaha Semakin Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM di Bandung Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Mengenal AgenBRILink ‘Mariyati Daeng Ngintang’, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
UMKM Binaan BRI, MINIMIZU Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
BRI Liga 1 Bergulir, Omzet UMKM Penjual Gorengan ini Meningkat Hingga Dua Kali Lipat
Ini Kisah Sukses AgenBRILink Mitra UMi Sunaie, Bantu Dekatkan Akses Keuangan bagi Warga
Dukung Pameran Kriyanusa 2024, BRI Dorong UMKM Kerajinan dan Seni Kriya Naik Kelas
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Rabu, 11 September 2024 - 14:20 WIB

Kisah Kursumawati, Wanita Hebat AgenBRILink Dorong Literasi Keuangan di Serbalawan, Medan, Sumatera Utara

Selasa, 10 September 2024 - 11:38 WIB

Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omset Usaha Semakin Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI

Minggu, 8 September 2024 - 11:44 WIB

Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM di Bandung Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara

Jumat, 6 September 2024 - 12:27 WIB

Mengenal AgenBRILink ‘Mariyati Daeng Ngintang’, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar

Kamis, 5 September 2024 - 11:06 WIB

UMKM Binaan BRI, MINIMIZU Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024

Senin, 2 September 2024 - 21:13 WIB

BRI Liga 1 Bergulir, Omzet UMKM Penjual Gorengan ini Meningkat Hingga Dua Kali Lipat

Minggu, 1 September 2024 - 11:35 WIB

Ini Kisah Sukses AgenBRILink Mitra UMi Sunaie, Bantu Dekatkan Akses Keuangan bagi Warga

Sabtu, 31 Agustus 2024 - 10:03 WIB

Dukung Pameran Kriyanusa 2024, BRI Dorong UMKM Kerajinan dan Seni Kriya Naik Kelas

Berita Terbaru