BISNIS NEWS – Sirimau adalah nama sebuah gunung yang sangat terkenal dalam sejarah di Maluku.
Gunung Sirimau terletak di Desa Soya yang berada dalam wilayah kota Ambon Provinsi Maluku.
Asal mulanya nama Sirimau adalah pada jaman dahulu kala tinggal beberapa keluarga di atas gunung.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Pertemuan Jokowi dan Prabowo, AHY Sebut Silaturahmi Antar Pemimpin Bangsa Sebagai Kegiatan yang Baik
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keluarga-keluarga tersebut sangat ramah, terutama dalam menjamu tamu yang datang.
Suatu ketika keluarga tersebut di kunjungi oleh tamu. Tamu tersebut dijamu dengan ramah dan kekeluargaan.
Keluarga menawarkan siri kepadatamu, katanya: mau siri? jawab tamu: siri mau
Baca Juga:
Jelang HUT ke-129, BRI Borong 7 Penghargaan di Ajang Top 100 CEO & The 200 Leader Future Forum 2024
Dari percakapan, dan Tanya jawab mengenai Sirimau, maka kata sirimau digunakan sebagai nama gunung di desa Soya, dan juga nama salah satu Kecamatan di Kota Ambon.
Konon cerita beberapa puluh tahun yang lalu gunung Sirimau merupakan tempat wisata bagi wisatawan yang ada di Ambon maupun di luar daerah.
Karena gunung Sirimau cukup tinggi sekitar 600 meter dari permukaan laut.
Di puncak Gunung Sirimau, ditemukan sebuah singgasana batu yang dikelilingi oleh tumbuhan Gadihu (Croton).
Baca Juga:
Sosok Ini Berhasil Memberdayakan Komunitas Perempuan di Lamongan Jatim, Melalui Pendampingan BRI
Dari gunung ini kita biasa merlihat teluk Ambon yang sangat indah karena pemandangan pantainya dan pasir putih serta pohon nyiur melambai lambai tertiup angin.
Dari puncak Gunung Sirimau dapat melihat dengan jelas pemandangan Kota Ambon, Teluk Ambon dan Jembatan Merah Putih
Gunung Sirimau juga mempunyai daya tarik tersendiri karena hawa yang sejuk, dimana pagi hari terlihat kamu-kamu menutupi gunung Sirimau.
Hawa seperti ini dirasakan sama dengan hawa di Eropa, sehingga orang sangat senang berwisata dan beristirahat di sana.
Ada tempat bersejarah yang mengagumkan yaitu tempayan, tempayan itu memiliki mistik.
Tempayan adalah sejenis kendi batu atau gerabah dengan mulut lebar yang ditemukan di banyak kebudayaan Austronesia kepulauan.
Walaupun diambil terus untuk minum, atau pada saat kemarau panjang tempayan tidak pernah kering, tetap terisi air.
Cerita tempayan bermula dari banyak wisatawan yang berkunjung di gunung Sirimau tetapi sayang disana tidak ada air untuk diminum.
Jadi ada orang yang tinggal di gunung itu yang merasa kasihan melihat wisatawan yang kehausan, maka Ia membuat sebuah tempayan dari tanah liat dan mengisi air di dalamnya untuk di minum.
Karena kasihnya kepada orang lain sangat besar, maka Tuhan memberkati beliau dan tempayannya itu.
Akhirnya tempayan itu tidak pernah kering.***