Apakah Perusahaan Listrik Negara Bisa Wujudkan Transisi Energi Secara Total dan Mudah?

- Pewarta

Senin, 17 Oktober 2022 - 12:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gedung PLN. (Dok. Web.pln.co.id)

Gedung PLN. (Dok. Web.pln.co.id)

BISNISNEWS.COM – Jawabannya bisa, asal mau dan tau sedikit apa yang bakal terjadi di depan kalau ngeyel atau ngotot tidak mau menjalankan transisi energi.

Geopolitik internasional telah menggelar egendanya dan tidak seorangpun dapat menarik mundur transisi energy.

Di depan mata masalah yang paling pertama akan datang dari sektor keuangan, tidak ada uang lagi untuk melanjutkan perusahaan produsen energy fosil.

Masalah kedua akan datang dari pajak. PLN akan bayar pajak 4 kali, mulai dari tambang batubaranya sendiri, pajak pembangkit batubara milik sendiri, beli listrik kotor dari pembangkit IPP batubara, dan jual listrik dari pembangkit batubara ke konsumen.

Semua harus bayar denda pajak karbon yang sangat mahal. Masalah ketiga datang dari konsumen dunia yang menolak energy kotor.

Bukankah gampang bagi PLN menyelesaikan agenda transisi energinya.

Apa itu, yakni memastikan semua pembangkit mengunakan energi baru terbaharukan, untuk semua pembangkit PLN.

Mari kita lihat caranya. Secara nasional sekarang Indonesia mengakumulasi 12% pembangkit terbaharukan dari kapasitas terpasang 72 gigawatt.

Jadi Indonesia memiliki pembangkit terbaharukan sebanyak 9 Gigawatt. Ini angka yang cukup significant.

PLN membutuhkan 19 gigawatt lagi untu mencapai 50 persen energi terbaharukan. Mengapa karena beban puncak nasional sebanyak 38 gigawatt.

Kebutuhan ini tidaklah besar, bisa dicapai dalam tempo singkat. Bisa berasal dari PLTA, PLTSA, dan pembangkit Surya. Jika mau bekerja ke arah ini dengan benar.

Jika swasta atau IPP dituntut untuk berkontribusi 50 persen energi terbaharukan maka PLN hanya membutuhkan sedikit langkah lagi.

Kalau PLTA di oprimalkan, dengan memulihkan semua bendungan yang ada PLTAnya. Maka energi terharukan bisa lebih cepat lagi.

Sekarang PLN membuang percuma listrik sekitar 34 Gigawat akibat over supply.

Padahal itu semua dihasilkan dengan mengorbankan uang dan sumber daya. Ini adalah pemborosan yang amat sangat buruk.

Batubara dan minyak dibakar di pembangkit pembangkit lalu energinya dibuang percuma karena tidak terjual. Mengerikan sekali!*

Lamgkah efektif yang dapat ditempuh PLN tentu saja harus didukung oleh regulasi.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Yakni menghentikan pembelian listrik dari pembangkit batubara yang merupakan kontributor utama over supply listrik nasional.

Memprioritaskan pembelian listrik dari pembangkit ramah lingkungan yang diberikan kemudahan oleh peraturan.

Langkah ini pasti akan didukung pihak global, lembaga pembiayaan, green fund, perbankan yang tengah kehausan untuk membiayai energi baru terbaharukan.

PLN tinggal sampaikan ke Presiden Jokowi bahwa sangat buruk jika PLN tetap dipaksa membeli energi kotor dari pembangkit batubara lalu energi tersebut dibuang percuma.

Membeli listrik kotor untuk dibuang adalah tindakan yang sangat kotor.. Ini tidak boleh dilanjutkan!

Oleh: Salamuddin Daeng, Peneliti AEPI (Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia.***

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Bisnisnews.com, semoga bermanfaat.

Berita Terkait

Mencapai Lebih 1 Juta Agen, Ini Dampak Ekonomi dan Sosial Keberadaan AgenBRILink Milik BRI
Buka Akses Keuangan ke Masyarakat, Dirut BRI Sunarso Dapat Penghargaan ‘Impact on Financial Industry Leadership’
Diperiksa KPK, Mantan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati Tak Beri Komentar Soal Pemeriksaannya
BRI Apresiasi Pegadaian Dapat Izin Usaha Bullion, Optimis Holding Ultra Mikro Dapat Akselerasi Inklusi Keuangan
Tersertifikasi Syariah, Komitmen Bank Kustodian BRI Tingkatkan Layanan Pengelolaan Aset Nasabah
BRI Fasilitasi Pembiayaan Jalan Trans Papua, Dukung Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Strategis
GAPKI Dorong Kelapa Sawit Masuk dalam RUU Komoditas Strategis, Minta RUU Segera Disahkan
Menteri BUMN Erick Thohir Dorong BTN Jadi Megabank, Berikan Solusi Perumahan dan Ekosistemnya
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Senin, 13 Januari 2025 - 10:13 WIB

Mencapai Lebih 1 Juta Agen, Ini Dampak Ekonomi dan Sosial Keberadaan AgenBRILink Milik BRI

Sabtu, 11 Januari 2025 - 10:55 WIB

Buka Akses Keuangan ke Masyarakat, Dirut BRI Sunarso Dapat Penghargaan ‘Impact on Financial Industry Leadership’

Jumat, 10 Januari 2025 - 15:54 WIB

BRI Apresiasi Pegadaian Dapat Izin Usaha Bullion, Optimis Holding Ultra Mikro Dapat Akselerasi Inklusi Keuangan

Kamis, 9 Januari 2025 - 11:11 WIB

Tersertifikasi Syariah, Komitmen Bank Kustodian BRI Tingkatkan Layanan Pengelolaan Aset Nasabah

Rabu, 8 Januari 2025 - 14:33 WIB

BRI Fasilitasi Pembiayaan Jalan Trans Papua, Dukung Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Strategis

Selasa, 7 Januari 2025 - 10:34 WIB

GAPKI Dorong Kelapa Sawit Masuk dalam RUU Komoditas Strategis, Minta RUU Segera Disahkan

Senin, 6 Januari 2025 - 20:29 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir Dorong BTN Jadi Megabank, Berikan Solusi Perumahan dan Ekosistemnya

Senin, 6 Januari 2025 - 13:39 WIB

Nilai Investasi Rp3,1 Triliun, PT Honay Ajkwa Lorents dan PT Tambang Mineral Papua Bangun Pabrik

Berita Terbaru