Apa Gunanya Presiden Jokowi Mengetahui Mafia Minyak, Bila Tak Bisa Melawannya?

- Pewarta

Senin, 21 Maret 2022 - 17:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecek langsung ketersediaan minyak goreng. (Instagram.com/sekretariat.kabinet)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecek langsung ketersediaan minyak goreng. (Instagram.com/sekretariat.kabinet)

BISNIS NEWS – Sejak akhir tahun 2021, minyak goreng baik curah maupun kemasan sulit ditemukan di pasar, ritel, dan warung-warung. Pun bila ada, harganya naik puluhan persen dari harga normalnya.

Hal ini tentu menyusahkan rakyat, terutama para pelaku UMKM yang sangat tergantung dengan minyak goreng.

Beragam kebijakan sudah dibuat oleh pemerintah untuk coba menjamin ketersediaan dan mengendalikan harga minyak.

Mulai dari menetapkan harga eceran tertinggi, pajak ekspor, dan memberi jatah prioritas untuk konsumsi dalam negeri. Namun, hal itu masih jauh dari harapan.

Di berbagai daerah antrean membeli minyak murah tak terelakkan, bahkan sampai ada yang meninggal dunia.

Ironi negeri penghasil minyak sawit, tetapi mengalami kelangkaan minyak.

Ada sedikit harapan ketika Presiden Jokowi mengatakan sudah mengetahui mafia-mafia minyak.

Publik berharap apabila hal itu sudah mendapat perhatian presiden, maka akan dengan cepat masalah kelangkaan minyak bisa diatasi. Entah bagaimana caranya.

Lalu tiba-tiba, Menteri Perdagangan menyatakan pemerintah telah mencabut harga eceran tertinggi. Seketika juga ketersediaan minyak goreng membludak.

Celakanya, Mendag mengakui bahwa pemerintah tak kuasa mengontrol harga minyak yang sudah sedemikian rupa diciptakan oleh para mafia.

Semakin mengecewakan hal itu disampaikan oleh Mendag di depan DPR, yang notabene merupakan wakil rakyat.

Maka tak berlebihan bila menyebut negara kalah oleh para mafia! Pemerintah gagal melindungi dan menjamin hak rakyat untuk mendapatkan barang pokok yang terjangkau.

Lantas, apa gunanya Presiden Jokowi mengetahui mafia minyak bila tak bisa melawannya?

Di tengah keprihatinan tersebut, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri malah memberikan pernyataan yang tak simpati kepada rakyat, kepada wong cilik.

Diberitakan media, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ini mengelus dada ketika melihat ibu-ibu saling berebutan membeli minyak goreng.

Bukan soal harganya, Megawati bingung kenapa ibu-ibu tidak memilih alternatif cara memasak selain menggoreng.

Masalahnya, ini bukan perkara alternatif cara memasak, melainkan kalahnya pemerintah atau negara menjamin hak rakyat.

Soekarno mendirikan Indonesia untuk menyejahterakan dan menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini adalah amanat yang menjadi keramat.

Naiknya minyak goreng mungkin adil bagi para mafia atau pengusaha, tetapi tidak adil bagi rakyat, bagi wong cilik yang hidup sangat sulit sejak pandemi menerpa Indonesia.

Hari ini negara kalah dari mafia minyak, bukan tidak mungkin esok lusa akan kalah dengan mafia narkotika atau mafia lainnya.

Negara itu kuat, semestinya bisa menang melawan mafia apapun. Negara jangan cuma menang melawan rakyat sendiri.

Opini: Virdika Rizky Utama, Peneliti PARA Syndicate

Berita Terkait

Romadhon Jasn Menjadi Direktur Sapulangit Public Relations, Ditunjuk Sapulangit Media Circle (SMC)
BRI Siapkan Dana Rp3 Triliun untuk Buyback Saham, Optimis Terhadap Keberlanjutan Kinerja Jangka Panjang
Sapulangit PR dan Persrilis.com Berikan Jasa Public Relations dan Komunikasi Terpadu Lewat Press Release
Bank DKI Terapkan Layanan Terbatas Selama Libur Lebaran 2025, Jaga Kenyamanan Nasabah
BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID Perkuat Integrasi Rantai Pasok Aluminium Nasional dengan Proyek SGAR Fase II
Perluas Aksesibilitas Masyarakat, DPLK BRI Jalin Kerja Sama dengan Bank Raya Melalui Digitalisasi Dana Pensiun
Hadirkan Solusi Keuangan Digital untuk Pengemudi, BRI dan Blue Bird Perkuat Kerjasama
BRI Hadirkan Solusi Eksklusif Private Signature Outlet di Surabaya, Perluas Layanan Wealth Management

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 08:22 WIB

Romadhon Jasn Menjadi Direktur Sapulangit Public Relations, Ditunjuk Sapulangit Media Circle (SMC)

Senin, 14 April 2025 - 13:14 WIB

BRI Siapkan Dana Rp3 Triliun untuk Buyback Saham, Optimis Terhadap Keberlanjutan Kinerja Jangka Panjang

Senin, 14 April 2025 - 07:29 WIB

Sapulangit PR dan Persrilis.com Berikan Jasa Public Relations dan Komunikasi Terpadu Lewat Press Release

Kamis, 3 April 2025 - 11:15 WIB

Bank DKI Terapkan Layanan Terbatas Selama Libur Lebaran 2025, Jaga Kenyamanan Nasabah

Kamis, 27 Maret 2025 - 13:13 WIB

BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID Perkuat Integrasi Rantai Pasok Aluminium Nasional dengan Proyek SGAR Fase II

Berita Terbaru